Dosa Menyebarkan Fitnah Tidak Akan Mendapat Syafaat Nabi Muhammad saw
Qutub Mutasysyarif Mawlana Syaikh Hisyam Kabbani qs
Jakarta, 7 Mei 2012
A'udzu billahi mina'sy-shaytani 'r-rajim Bismillahi 'r-Rahmani 'r-Rahim.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ
فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ مَا
فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik
membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak
menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya
yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. (QS. al-Hujurat: 6)
Kata-kata ini sebuah kebenaran, sebuah perintah untuk semua orang
untuk digunakan, untuk mencek setiap berita buruk yang datang. Jika
terjadi kebingungan dalam masyarakat karena berita buruk yang kalian
dengar, dari orang yang korup, maka jangan membuat fitnah dan
menyebarkan fitnah itu. Wahai manusia jika seseorang yang buruk (korup)
datang kepadamu dengan berita yang buruk dan palsu yang dia bawa dan
menuduh seseorang terhadap sesuatu yang tidak mereka lakukan, maka
periksalah berita itu terlebih dahulu, karena dengan begitu maka kalian
tidak akan terjatuh ke dalam dosa besar (fitnah), yaitu dosa fitnah
karena kalian percaya terhadap berita buruk yang kalian dengar dari
orang yang buruk itu dan turut menyebarkannya.
wa laa tajassasu wa laa yaghtab ba`dakum ba`da ayyuhibu ahadakum an yaakulu laham akhihi maytan.
Janganlah memata-matai saudaramu, dan janganlah kalian
menjelek-jelekkan satu sama lain. Apakah kamu ingin memakan daging
mentah, bangkai saudaramu yang sudah mati? Dan Allah tidak suka dengan
hal itu. Laa yaghtab ba`dakum ba`da. Jangan menjelek-jelekkan satu sama
lain, jangan bicara buruk tentang satu sama lain, karena dengan itu
Allah akan menempatkan kalian di bawah hukumanNya dan mengambil seluruh
hasanat (kebaikanmu) dan memberikan kebaikan amal ibadahmu kepada orang
yang kalian dzalimi, dan mengambil keburukan dosa-dosa orang yang kalian
dzalimi dan diberikan kepadamu.
Memfitnah hukumannya lebih berat dari ketidaktaatan. Fitnah akan
menyebabkan hukuman yang lebih berat dari Allah. Allah swt menghukum
lebih berat orang yang membuat fitnah daripada orang yang membuat dosa
besar. Karena fitnah akan menciptakan kebingungan. Fitnah akan
menciptakan situasi dimana banyak orang akan terjatuh dalam dosa fitnah
itu tanpa mengetahui bahwa mereka telah jatuh kedalam perangkap setan,
dan tidak ada jalan keluar bagi orang yang membuat fitnah. Tidak ada
pengampunan bagi orang yang membuat fitnah. Itulah sebabnya Allah swt
tidak suka dengan orang yang suka memfitnah.
Fitnah, ketika seseorang membuat fitnah, setelah itu terjadi maka
orang percaya dan kemudian generasi baru yang datang, mereka pikir itu
adalah kenyataan dan kebenaran maka kemudian situasi yang tercipta
menjadi tidak ada yang berpikir bahwa cerita itu sebenarnya adalah
fitnah. Jadi setelah 10-15 tahun orang-orang baru datang dan berpikir
ini adalah realitas yang telah ditetapkan sebagai kebenaran, atau
seseorang yang menuduh, mereka menganggap hal itu setelah beberapa waktu
sebagai sebuah fakta kebenaran, tetapi pada kenyataannya adalah berita
bohong. Maka tidak ada jalan keluar untuk mereka yang memfitnah, dan
juga orang-orang yang menyebar fitnah, ini adalah Fatwaku, dosa orang
yang memfitnah lebih besar dari dosa orang yang melakukan dosa besar.
Nabi (saw) berkata," Syafaa`ti li ahl al-kabaair min ummati,
Syafaatku untuk orang yang melakukan dosa besar". Dan dari pemahaman
hadits tersebut maka tidak akan ada syafa'at Nabi saw untuk orang-orang
yang membuat fitnah. Sebagaimanba Iblis berada di bawah kutukan Allah
swt, maka orang-orang yang membuat fitnah, mereka dikutuk seperti iblis.
Jadi tidak ada yang bisa membawa orang keluar dari kutukan itu.
Sebagaimana Nabi (saw) berkata, Fitna adalah tertidur dan Allah mengutuk
orang yang membangunkan fitnah (menyebarkan fitnah). Itu untuk sesuatu
yang benar terjadi. Lalu bagaimana dengan orang yang membuat sebuah
cerita bohing dan menyebarkan kebohongan itu? Maka para pembuat fitnah
berada di bawah kutukan Allah. Mereka menjadi seperti setan, tidak ada
syafa'at baginya dan tidak ada syafa'at untuk setan.
Fitna itu tidur, maka jangan membangunkannya terutama bila fitnah itu
baru sja terjadi. Ketika anda membangunkan fitnah, maka kau akan
dikutuk. Dan berapa banyak dari kita mencoba untuk menyebarkan fitnah
yang sebenarnya tidak ada dan itu tidak benar. Itulah sebabnya Sayyidina
'Ali (ra) berkata, tutup mulutmu, diam itu lebih baik. Sayyidina Abu
Bakar as-Siddiq (ra), beliau menaruh batu di mulutnya untuk tidak
berbicara, karena segera setelah kalian berbicara, akan membuatmu
terjatuh ke dalam fitnah. Jika kalian tidak berbicara tentang Islam atau
tentang agama, maka kalian akan berbicara mengenai masalah dunia, maka
dengan segera membuat kalian jatuh ke dalam fitnah.
Itulah sebabnya Allah swt ingin kita menjadi sadar, dan itulah
sebabnya Dia mengatakan dalam Al Qur'an: Jangan menjelek-jelekkan satu
sama lain. Lalu kalian akan menerima kutukan yang sama. Allah mengutuk
orang yang membawa fitnah itu menyebar. Maka akan lebih baik untuk tetap
diam di depan orang yang menyebar fitnah, karena Allah mengutuk orang
yang membawa fintah keluar, kalian menjadi seperti Iblis. Jadi jika
kalian bukan dari golongan Awliyaullah, dimana Allah swt berfirman:
Awliya Allah, sesungguhnya mereka tidak ada rasa takut tidak juga mereka
bersedih hati. Maka janganlah kalian terjatuh ke dalam fitnah.
Mengapa orang berkelahi satu sama lain? Karena fitnah dan gibah.
Mereka berkelahi karena seseorang memfitnah orang yang tidak bersalah,
sehingga mereka berkelahi. Jadi itulah sebabnya maka Nabi (saw) berkata,
"Tanda orang munafik ada tiga,
(1) Ketika dia berbicara dia berdusta,
(2) Ketika dia dipercayai amanah ia mengkhianatimu. Berapa banyak
kita mengkhianati satu sama lain. Kami mempercayakan mereka dengan
rahasia kami dan mereka mengkhianatimu dengan membuka seluruh rahasia
kita. Kami mempercayakan mereka dengan satu kata dan mereka mengkhianati
kita.
(3). Jika dia berjanji, dia melanggar janjinya.
Bahkan jika dia mengklaim bahwa dia telah salat dan puasa, jika dia
memfitnah dan menggunjing, maka dia akan dikutuk. Itu berarti bahwa
seseorang yang munafik yang pikirannya hanya untuk membuat dan
menyebarkan fitnah, bahkan senadainya kisah keburukan itu benar tetap
kalian tidak diperbolehkan untuk menyebarkannya. Dan bagaimana dengan
fitnah yang tidak benar? Allah (swt) mengatakan, bertabayunlah,
periksalah, verifikasi lebih dahulu, dan jika Anda tidak memeriksanya
kemudian percaya dan menyebarkannya, maka kau juga akan dikutuk karena
telah membawa fitnah itu keluar.
Siapapun yang membuat fitnah, gibah dan mengguncing, maka dia tidak
dapat masuk surga. Dia adalah orang yang bangkrut, bahkan jika ia berdoa
dan puasa. Nabi saw bertanya kepada para sahabat, "Siapakah orang yang
bangkrut?" Dan mereka berkata, "Mereka yang tidak memiliki kekayaan."
Dan Nabi saw berkata, "Bukan itu, dia adalah orang yang tidak lagi
memiliki amal ibadah." Dan mereka bertanya, "Bahkan jika mereke sudah
mengerjakan salat dan puasa?" Dan Nabi (saw) berkata, "Bahkan jika dia
salat dan puasa, karena seluruh perbuatan baiknya akan diberikan kepada
mereka yang dia zalimi, dia fitnah dan gibah, bahkan perbuatan buruk
orang yang dia fitnah dan dia tindas akan diberikan kepadanya."
Janganlah kalian memfitnah, karena bisa saja fitnah itu menjadi
"Kisah Nyata yang Dianggap Orang Sebagai Kebenaran". Sehingga tidak
dapat terhapus dari zaman ke zaman, padahal semua itu hanya berasal dari
hasad, iri hati dan dengki. Jangan memecah belah persaudaraan dalam
komunitas kalian dengan fitnah, jangan membuat umat terpecah, karena
setan telah memasukkan kedalam hatimu untuk membuat fitnah dan memecah
belah masyarakat.
Tanda orang Munafik, jika ia berbicara ia berbohong. Ada banyak
sekali kebohongan saat ini. Bahkan di zaman Nabi (saw). Orang-orang
Munafik mencoba menuduh Sayyidah Aisyah untuk membuat Nabi (saw) kesal
dengannya. Dan Nabi (saw) tidak berbicara dengan Siti Aisyah sampai ada
wahyu (berita) bahwa ia tidak bersalah datang dari langit. Dan Allah swt
mengutus Malaikat Jibril (as) untuk memberikan kabar tentang kesucian
Siti Aisyah ra. Hal itu adalah untuk mengajarkan kepada kita umatnya.
Karena Nabi Muhammad (saw) sendiri sebenarnya sudah mengetahui fitnah
ini, tetapi beliau tidak berbicara hanya untuk mengajarkan ummatnya.
Manusia sangat sulit untuk menahan dirinya untuk tidak menyebar
fintah dan gosip, dan mereka senantiasa membuat fitnah dan gibah bahkan
mereka mencoba untuk memfitnah orang-orang yang sangat dekat dengan Nabi
(saw), yatitu Siti Aisyah ra, istri beliau saw. Dan Allah mengirim
berita dari langit bahwa Siti Aisyah ra tidak bersalah. Mereka yang
memfitnah ini adalah orang-orang munafik yang akan dihukum sangat keras.
Apapun yang mereka lakukan, maka tidak ada ampunan bagi mereka. Sangat
banyak orang Munafiq dari ummat hari ini. Ketika mereka berbicara mereka
berdusta. Jika mereka bergibah dan melempar fitnah kepada seseorang,
maka orang yang di fitnah tersebut tidak akan mengampuni mereka sampai
mereka mengambil semua hasanaat, semua kebaikan dan amal ibadah orang
yang memfitnah di Hari Mahsyar nanti (Hari Pengadilan).
Di Eropa didepan pintu pagar mereka banyak ditulis "Awas Ada
Anjing!". Dan Mawlana Syekh Nazim qs dalam berbagai ceramahnya
mengatakan, mengapa kalian hanya memasang peringatan,"Awas Ada Anjing"
gantilah dengan "Awas Ada Setan". Saya hari ini mengatakan ambil dan
tulis juga "Awas Orang-Orang Munafik" Karena begitu banyak manusia
munafik hari ini, dan kalian tidak dapat mengenali mereka, karena mereka
juga melakukan salat dan puasa. Nabi (saw) mengatakan jangan memfitnah
dan gibah (gosip) karena kalian akan bangkrut dan tidak ada amal ibadah
kalian yang tersisa.
Semoga Allah SWT mengampuni orang-orang munafiq ini dan membawa
mereka kembali menjadi normal dan membuat mereka menyadari bahwa mereka
telah menuduh secara salah orang yang tidak berdosa,yang mereka tuduh.
Dan semoga Allah mengampuni mereka dan mengampuni kita semua dan semoga
Allah menjauhkan mereka dari kebohongan dan menjauhkan kita dari
kebohongan. dan semoga Allah memberikan kita semua agar diberikan
kedamaian dan ketenangan.
Pada akhirnya saya ingin mengatakan besok adalah hari ke-40 dimana
saudara kita Shah HRH Raja Ashman qs yang meninggal dengan cepat, dan
dia diberikan keindahan surga yang terbaik, Beliau meninggal setelah
dzikrullah pada Kamis malam Jumat atau pagi dinihari pada hari Jumat jam
1 malam, dan siapapun yang meninggal pada hari Jumat maka mereka akan
berada langsung di surga. Kami senang bahwa kami adalah saudara dan
teman-temannya, beliau selalu membuka jalan bagi tarekat ini di Malaysia
dan di negara-negara Timur Jauh.
Semoga Allah memberkati Raja Ashman Shah qs, dan dia meninggalkan
dunya ini sebagai Quthb al-Aqtaab, seorang Wali Besar, dan semoga Allah
memberkati dia dan keluarganya dan semoga Allah memberkati kita untuk
senantiasa berada di dekat Nabi Muhammad (saw) dan berada di dekat
awliyaullah, dan terutama dekat dengan guru kami Mawlana Syaikh Muhammad
Nazim al-Haqqani qs. Dan kita mengirim berkah dari pembacaan maulid dan
dzikir malam ini untuk saudara kita almarhum HRH Raja Ashman Shah qs
Wa min Allah at Tawfiq