Heavenly Titles of The Naqsybandi Master

Sabtu, 12 Mei 2012

Heavenly Titles of The Naqsybandi Master
(Beberapa Gelar Surgawi dari Para Mursyid Naqsyabandi)

 
 



1. Sultanul Awliya Syaikh Abdullah ad-Daghestani q.s

~ 'Aynu l-wilayah al-'azali
~ Sirru l-Hayaati s-Sarmadaanii
~ Khaatimu l-Awliya
~ Sultaanul Awliya
~ Murshidu z-Zamaan
~ Syaykhu l-Awwaliin wal-Aakhiriin
~ Sahibu l-Sahiib
~ Waa 'ithu l-ummah
~ Murabbi l-'Aarifin
~ Qudawatul-Muhaqqiqiin
~ Sirru Sadaatinaa n-Naqshabandiiyyah
~ Muhami l-Mahshar
~ Tabibul Quluub
~ Hayaatu l-Wujuud
~ Shaiiru r-Rahmati al-Ma'ruuf bi-Naqiibi l-Ummah


2. Sultanul Awliya Shyaikh Nazim al Haqqani q.s

~ Al-imam r-Rabbani
~ Al-Ghawthu l-Haqqani
~ Murabbil 'Aarifin
~ Mu 'ayyidu d-din
~ Hujjatul Islam
~ Dhu l-Janaahayn
~ Al-Waarithu l-Kaamilu l-Khatimu l-Awliya
~ Mujaddidu Aakhiri l-'usuur
~ Imaamu r-Rijaali l-Malakuutiiyyah
~ Silatu Majma 'il-Bahrayn
~ Ghawthu z-Zamaan
~ Al-Qutbu r-Rabbaanii
~ Hujjatu-Llah
~ Khaadimu l-Ummati l-Muhammadiiyyah
~ Muhayyu d-Din
~ al-Mutasarrifu l-Kaamil
~  Al-Hasani al-Husayn
~ imaamu t-Turuqi s-Sufiyyah
~ Sultaanul Awliya



3. Qutb Mutasyarrif Syaikh Muhammad Hisyam al kabbani q.s

~ Thamiiru l-Haqq Zaynu l-'Aabidiin
~ Muraadu-Llaahi adh-Dhaakin
~ Hujjatu-Llaahi l-Mukhlis
~ Maddadu l-Haqq
~ lisaanu l_mutakallimiina 'Awnu l-Llaahi s-Sakhaawii
























Dosa Menyebarkan Fitnah Tidak Akan Mendapat Syafaat Nabi Muhammad saw

Rabu, 09 Mei 2012

Dosa Menyebarkan Fitnah Tidak Akan Mendapat Syafaat Nabi Muhammad saw
Qutub Mutasysyarif Mawlana Syaikh Hisyam Kabbani qs
Jakarta, 7 Mei 2012






A'udzu billahi mina'sy-shaytani 'r-rajim Bismillahi 'r-Rahmani 'r-Rahim.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ

Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. (QS. al-Hujurat: 6)

Kata-kata ini sebuah kebenaran, sebuah perintah untuk semua orang untuk digunakan, untuk mencek setiap berita buruk yang datang. Jika terjadi kebingungan dalam masyarakat karena berita buruk yang kalian dengar, dari orang yang korup, maka jangan membuat fitnah dan menyebarkan fitnah itu. Wahai manusia jika seseorang yang buruk (korup) datang kepadamu dengan berita yang buruk dan palsu yang dia bawa dan menuduh seseorang terhadap sesuatu yang tidak mereka lakukan, maka periksalah berita itu terlebih dahulu, karena dengan begitu maka kalian tidak akan terjatuh ke dalam dosa besar (fitnah), yaitu dosa fitnah karena kalian percaya terhadap berita buruk yang kalian dengar dari orang yang buruk itu dan turut menyebarkannya.

wa laa tajassasu wa laa yaghtab ba`dakum ba`da ayyuhibu ahadakum an yaakulu laham akhihi maytan.

Janganlah memata-matai saudaramu, dan janganlah kalian menjelek-jelekkan satu sama lain. Apakah kamu ingin memakan daging mentah, bangkai saudaramu yang sudah mati? Dan Allah tidak suka dengan hal itu. Laa yaghtab ba`dakum ba`da. Jangan menjelek-jelekkan satu sama lain, jangan bicara buruk tentang satu sama lain, karena dengan itu Allah akan menempatkan kalian di bawah hukumanNya dan mengambil seluruh hasanat (kebaikanmu) dan memberikan kebaikan amal ibadahmu kepada orang yang kalian dzalimi, dan mengambil keburukan dosa-dosa orang yang kalian dzalimi dan diberikan kepadamu.

Memfitnah hukumannya lebih berat dari ketidaktaatan. Fitnah akan menyebabkan hukuman yang lebih berat dari Allah. Allah swt menghukum lebih berat orang yang membuat fitnah daripada orang yang membuat dosa besar. Karena fitnah akan menciptakan kebingungan. Fitnah akan menciptakan situasi dimana banyak orang akan terjatuh dalam dosa fitnah itu tanpa mengetahui bahwa mereka telah jatuh kedalam perangkap setan, dan tidak ada jalan keluar bagi orang yang membuat fitnah. Tidak ada pengampunan bagi orang yang membuat fitnah. Itulah sebabnya Allah swt tidak suka dengan orang yang suka memfitnah.

Fitnah, ketika seseorang membuat fitnah, setelah itu terjadi maka orang percaya dan kemudian generasi baru yang datang, mereka pikir itu adalah kenyataan dan kebenaran maka kemudian situasi yang tercipta menjadi tidak ada yang berpikir bahwa cerita itu sebenarnya adalah fitnah. Jadi setelah 10-15 tahun orang-orang baru datang dan berpikir ini adalah realitas yang telah ditetapkan sebagai kebenaran, atau seseorang yang menuduh, mereka menganggap hal itu setelah beberapa waktu sebagai sebuah fakta kebenaran, tetapi pada kenyataannya adalah berita bohong. Maka tidak ada jalan keluar untuk mereka yang memfitnah, dan juga orang-orang yang menyebar fitnah, ini adalah Fatwaku, dosa orang yang memfitnah lebih besar dari dosa orang yang melakukan dosa besar.

Nabi (saw) berkata," Syafaa`ti li ahl al-kabaair min ummati, Syafaatku untuk orang yang melakukan dosa besar". Dan dari pemahaman hadits tersebut maka tidak akan ada syafa'at Nabi saw untuk orang-orang yang membuat fitnah. Sebagaimanba Iblis berada di bawah kutukan Allah swt, maka orang-orang yang membuat fitnah, mereka dikutuk seperti iblis. Jadi tidak ada yang bisa membawa orang keluar dari kutukan itu. Sebagaimana Nabi (saw) berkata, Fitna adalah tertidur dan Allah mengutuk orang yang membangunkan fitnah (menyebarkan fitnah). Itu untuk sesuatu yang benar terjadi. Lalu bagaimana dengan orang yang membuat sebuah cerita bohing dan menyebarkan kebohongan itu? Maka para pembuat fitnah berada di bawah kutukan Allah. Mereka menjadi seperti setan, tidak ada syafa'at baginya dan tidak ada syafa'at untuk setan.

Fitna itu tidur, maka jangan membangunkannya terutama bila fitnah itu baru sja terjadi. Ketika anda membangunkan fitnah, maka kau akan dikutuk. Dan berapa banyak dari kita mencoba untuk menyebarkan fitnah yang sebenarnya tidak ada dan itu tidak benar. Itulah sebabnya Sayyidina 'Ali (ra) berkata, tutup mulutmu, diam itu lebih baik. Sayyidina Abu Bakar as-Siddiq (ra), beliau menaruh batu di mulutnya untuk tidak berbicara, karena segera setelah kalian berbicara, akan membuatmu terjatuh ke dalam fitnah. Jika kalian tidak berbicara tentang Islam atau tentang agama, maka kalian akan berbicara mengenai masalah dunia, maka dengan segera membuat kalian jatuh ke dalam fitnah.

Itulah sebabnya Allah swt ingin kita menjadi sadar, dan itulah sebabnya Dia mengatakan dalam Al Qur'an: Jangan menjelek-jelekkan satu sama lain. Lalu kalian akan menerima kutukan yang sama. Allah mengutuk orang yang membawa fitnah itu menyebar. Maka akan lebih baik untuk tetap diam di depan orang yang menyebar fitnah, karena Allah mengutuk orang yang membawa fintah keluar, kalian menjadi seperti Iblis. Jadi jika kalian bukan dari golongan Awliyaullah, dimana Allah swt berfirman: Awliya Allah, sesungguhnya mereka tidak ada rasa takut tidak juga mereka bersedih hati. Maka janganlah kalian terjatuh ke dalam fitnah.

Mengapa orang berkelahi satu sama lain? Karena fitnah dan gibah. Mereka berkelahi karena seseorang memfitnah orang yang tidak bersalah, sehingga mereka berkelahi. Jadi itulah sebabnya maka Nabi (saw) berkata, "Tanda orang munafik ada tiga,

(1) Ketika dia berbicara dia berdusta,
(2) Ketika dia dipercayai amanah ia mengkhianatimu. Berapa banyak kita mengkhianati satu sama lain. Kami mempercayakan mereka dengan rahasia kami dan mereka mengkhianatimu dengan membuka seluruh rahasia kita. Kami mempercayakan mereka dengan satu kata dan mereka mengkhianati kita.

(3). Jika dia berjanji, dia melanggar janjinya.

Bahkan jika dia mengklaim bahwa dia telah salat dan puasa, jika dia memfitnah dan menggunjing, maka dia akan dikutuk. Itu berarti bahwa seseorang yang munafik yang pikirannya hanya untuk membuat dan menyebarkan fitnah, bahkan senadainya kisah keburukan itu benar tetap kalian tidak diperbolehkan untuk menyebarkannya. Dan bagaimana dengan fitnah yang tidak benar? Allah (swt) mengatakan, bertabayunlah, periksalah, verifikasi lebih dahulu, dan jika Anda tidak memeriksanya kemudian percaya dan menyebarkannya, maka kau juga akan dikutuk karena telah membawa fitnah itu keluar.

Siapapun yang membuat fitnah, gibah dan mengguncing, maka dia tidak dapat masuk surga. Dia adalah orang yang bangkrut, bahkan jika ia berdoa dan puasa. Nabi saw bertanya kepada para sahabat, "Siapakah orang yang bangkrut?" Dan mereka berkata, "Mereka yang tidak memiliki kekayaan." Dan Nabi saw berkata, "Bukan itu, dia adalah orang yang tidak lagi memiliki amal ibadah." Dan mereka bertanya, "Bahkan jika mereke sudah mengerjakan salat dan puasa?" Dan Nabi (saw) berkata, "Bahkan jika dia salat dan puasa, karena seluruh perbuatan baiknya akan diberikan kepada mereka yang dia zalimi, dia fitnah dan gibah, bahkan perbuatan buruk orang yang dia fitnah dan dia tindas akan diberikan kepadanya."

Janganlah kalian memfitnah, karena bisa saja fitnah itu menjadi "Kisah Nyata yang Dianggap Orang Sebagai Kebenaran". Sehingga tidak dapat terhapus dari zaman ke zaman, padahal semua itu hanya berasal dari hasad, iri hati dan dengki. Jangan memecah belah persaudaraan dalam komunitas kalian dengan fitnah, jangan membuat umat terpecah, karena setan telah memasukkan kedalam hatimu untuk membuat fitnah dan memecah belah masyarakat.

Tanda orang Munafik, jika ia berbicara ia berbohong. Ada banyak sekali kebohongan saat ini. Bahkan di zaman Nabi (saw). Orang-orang Munafik mencoba menuduh Sayyidah Aisyah untuk membuat Nabi (saw) kesal dengannya. Dan Nabi (saw) tidak berbicara dengan Siti Aisyah sampai ada wahyu (berita) bahwa ia tidak bersalah datang dari langit. Dan Allah swt mengutus Malaikat Jibril (as) untuk memberikan kabar tentang kesucian Siti Aisyah ra. Hal itu adalah untuk mengajarkan kepada kita umatnya. Karena Nabi Muhammad (saw) sendiri sebenarnya sudah mengetahui fitnah ini, tetapi beliau tidak berbicara hanya untuk mengajarkan ummatnya.

Manusia sangat sulit untuk menahan dirinya untuk tidak menyebar fintah dan gosip, dan mereka senantiasa membuat fitnah dan gibah bahkan mereka mencoba untuk memfitnah orang-orang yang sangat dekat dengan Nabi (saw), yatitu Siti Aisyah ra, istri beliau saw. Dan Allah mengirim berita dari langit bahwa Siti Aisyah ra tidak bersalah. Mereka yang memfitnah ini adalah orang-orang munafik yang akan dihukum sangat keras. Apapun yang mereka lakukan, maka tidak ada ampunan bagi mereka. Sangat banyak orang Munafiq dari ummat hari ini. Ketika mereka berbicara mereka berdusta. Jika mereka bergibah dan melempar fitnah kepada seseorang, maka orang yang di fitnah tersebut tidak akan mengampuni mereka sampai mereka mengambil semua hasanaat, semua kebaikan dan amal ibadah orang yang memfitnah di Hari Mahsyar nanti (Hari Pengadilan).

Di Eropa didepan pintu pagar mereka banyak ditulis "Awas Ada Anjing!". Dan Mawlana Syekh Nazim qs dalam berbagai ceramahnya mengatakan, mengapa kalian hanya memasang peringatan,"Awas Ada Anjing" gantilah dengan "Awas Ada Setan". Saya hari ini mengatakan ambil dan tulis juga "Awas Orang-Orang Munafik" Karena begitu banyak manusia munafik hari ini, dan kalian tidak dapat mengenali mereka, karena mereka juga melakukan salat dan puasa. Nabi (saw) mengatakan jangan memfitnah dan gibah (gosip) karena kalian akan bangkrut dan tidak ada amal ibadah kalian yang tersisa.

Semoga Allah SWT mengampuni orang-orang munafiq ini dan membawa mereka kembali menjadi normal dan membuat mereka menyadari bahwa mereka telah menuduh secara salah orang yang tidak berdosa,yang mereka tuduh. Dan semoga Allah mengampuni mereka dan mengampuni kita semua dan semoga Allah menjauhkan mereka dari kebohongan dan menjauhkan kita dari kebohongan. dan semoga Allah memberikan kita semua agar diberikan kedamaian dan ketenangan.

Pada akhirnya saya ingin mengatakan besok adalah hari ke-40 dimana saudara kita Shah HRH Raja Ashman qs yang meninggal dengan cepat, dan dia diberikan keindahan surga yang terbaik, Beliau meninggal setelah dzikrullah pada Kamis malam Jumat atau pagi dinihari pada hari Jumat jam 1 malam, dan siapapun yang meninggal pada hari Jumat maka mereka akan berada langsung di surga. Kami senang bahwa kami adalah saudara dan teman-temannya, beliau selalu membuka jalan bagi tarekat ini di Malaysia dan di negara-negara Timur Jauh.

Semoga Allah memberkati Raja Ashman Shah qs, dan dia meninggalkan dunya ini sebagai Quthb al-Aqtaab, seorang Wali Besar, dan semoga Allah memberkati dia dan keluarganya dan semoga Allah memberkati kita untuk senantiasa berada di dekat Nabi Muhammad (saw) dan berada di dekat awliyaullah, dan terutama dekat dengan guru kami Mawlana Syaikh Muhammad Nazim al-Haqqani qs. Dan kita mengirim berkah dari pembacaan maulid dan dzikir malam ini untuk saudara kita almarhum HRH Raja Ashman Shah qs

Wa min Allah at Tawfiq

SEJARAH TA 'WIZ NAQSHABANDI SYAIKH ABDULLAH AD DAGESTANI YANG LANGSUNG DIBERIKAN OLEH NABI SAW

SEJARAH TA 'WIZ NAQSHABANDI SYAIKH ABDULLAH AD DAGESTANI
 YANG LANGSUNG DIBERIKAN OLEH NABI


 
Diceritakan oleh Qutb Mutasyarif Maulana Syaikh Muhammad Hisyam Al-Kabbani Ar-rabbani

Dulu, ketika saya masih muda, Grandsyekh Abdullah al-Faiz ad-Daghestani biasa memberikan orang—tidak semua orang, tetapi orang-orang yang sungguh mempunyai mata jahat pada diri mereka atau mereka telah diserang oleh jin jahat atau setan dari golongan jin dan ins (manusia), dan mereka yang mempunyai masalah, beliau biasa memberikan mereka sebuah ta’wiz dengan tulisan melingkar dan orang-orang mengambilnya dan mendapatkan banyak manfaat.

Grandsyekh mengatakan kepada kami di dalam sebuah suhbat, bahwa beliau diperintahkan untuk tidur, untuk beristirahat, dan karena beliau tinggal di Jabal (pegunungan) Qasyoun di Syam, Damaskus, di puncak gunung, dan di sana tidak ada rumah kecuali rumah beliau. Beliau berkata bahwa di pegunungan itu terdapat banyak jin yang tugasnya adalah melindungi Syam asy-syariif, dan beberapa jin jahat suka datang untuk menyerang jin mukmin. Beliau diperintahkan untuk beristirahat, berbaring dengan memegang sebuah pena pada tangannya. Dalam keadaan antara sadar dan tidur, beliau melihat Nabi Muhammad saw memberinya sebuah bacaan ta’wiz kepadanya dan beliau menuliskannya sebagaimana yang didiktekan kepadanya. 
 Beliau menuliskannya dalam bentuk melingkar sehingga bacaan-bacaan itu mengelilingi satu sama lain hingga mencapai tengah. Di dalam visi spiritualnya Nabi Muhammad saw mengatakan kepada beliau (syaikh Abdullah) bahwa Ta’wiz (rajah) ini akan melindungi orang yang memakai/memegangnya). Karena ia mengandung Asmaul Husna dan Nama-Nama yang indah dari Sahabat Nabi lainnya serta nama-nama beberapa orang suci lainnya, di mana Allah telah memberi izin bagi orang-orang ini untuk menangani orang yang terkena ilmu hitam, atau suatu kejahatan, dan tulisannya adalah sebagai berikut:
tawiz Grandsyekh `Abdullah al-Fa'iz ad-Daghestani

laa ilaaha ill ‘Llah Muhammad rasulullah shall-allahu `alayhi wa sallam wa `ala alihi wa shahbihi wa sallam, ya Rahman ya Rahim ya Musta`an, ya Allah; ya Muhammad sall-allahu ta`ala `alayhi wa sallam wa `ala alihi wa sahbihi wa sallam, ya Aba Bakr, ya `Umar, ya `Utsman, ya `Ali (r), ya Hasan, ya Husayn, ya Yahya, ya Halim, wa laa hawla wa laa quwatta illa billah il-`aliyyi’l-`azhim, Syahamatu ’l-Fardani, Yusuf ash-Shiddiq, `Abdur-Rauf al-Yamani, Imamu ‘l-`Arifin Amanu’l-Haqq, Lisanul-mutakallimin `Awn’Llah as-Sakhawi, `Araf at-Tayyar, al-Ma`ruf bi-Mulhan, Burhanu’l-Kurama Ghawtsi’l-Anam, ya Shahib az-Zaman, ya Shahib al-`Unsur, ya Khidr.

Beliau menuliskannya sebagaimana yang didiktekan kepadanya dan beliau diperintahkan untuk menuliskannya dan kemudian memberikannya kepada orang-orang untuk menghancurkan pengaruh syayatin (maradatul-jinn, jin kafir yang disebut maradat) untuk melindungi orang dari serangannya dan melindungi sang pemakai dari mata jahat (hasad) dan berbagai kesulitan.

Lebih jauh lagi, orang yang menuliskan ta’wiz ini harus menuliskannya dengan tinta zafaran (saffron) dan menggunakan pena logam (stylus). Pena itu harus dicelupkan di dalam tinta saffron dan itu harus dituliskan oleh seorang anak, baik laki-laki atau perempuan yang belum mencapai akil balig agar lebih efektif. Hal itu karena sesuatu yang murni harus dilakukan oleh seseorang yang murni pula. Sesuatu yang murni tidak dapat dituliskan oleh seseorang yang tidak murni karena itu tidak akan mempunyai efek tertentu. 
Jadi Grandsyekh Abdullah Ad-Dhagestani biasanya memerintahkan seseorang untuk menuliskannya dan saya tidak menyembunyikannya dari kalian, bahwa ia adalah Hajah Naziha (istri syaikh Nazim), semoga Allah memberinya syifa dan umur yang panjang. Ia adalah orang yang menuliskan semua ta’wiz ini (juga dikenal sebagai ruqya atau hijab) dari Grandsyekh Abdullah. Hajah Naziha biasanya mengambil wudu terlebih dahulu, lalu menuliskannya, dan ia menuliskannya sejak usia 7 tahun hingga mencapai akil balig. Kemudian Grandsyekh akan membagikannya kepada orang-orang yang memerlukannya.

Kini, karena banyak sekali orang yang datang dengan masalah-masalah ilmu hitam, dan masalah besar lainnya, mereka menggunakan printer untuk memperbanyak ta’wiz, dan alhamdulillah dengan rahasia yang berada di dalamnya, ta’wiz itu tetap efektif walaupun itu bukan tulisan tangan. Orang-orang yang memerlukannya, dapat memintanya dan kami akan mengirimkannya kepada mereka.

Saya juga cukup merasa positif, jika mereka berada di Pakistan, Inggris, Amerika Serikat, Indonesia, Afrika Selatan, Kanada, atau di daerah lain, mereka dapat menghubungi Naqsybandi Center terdekat dan mendapatkan ta’wiz itu.

Namun demikian, jika mereka masih memerlukan bacaan lainnya, tergantung pada kondisi masing-masing, dan pada masalah yang mereka hadapi, mereka dapat mengirimkan permintaannya kepada kami dan kami akan memberikan apa yang harus mereka baca.

Itu adalah satu aspek, dan khusus bagi orang ini yang bertanya, Mawlana Syekh Nazim menginformasikan kepada saya sekarang agar Anda membaca 3 Surat al-Ikhlash, Surat al-Falaq, Surat an-Nas. Ketika sampai pada bagian wa min syarri’n-nafatsati fil-`uqad, tiupkan pada diri Anda sendiri dan insya-Allah diakhiri dengan membaca satu Surat al-Fatiha dan Anda akan selamat dari ilmu hitam yang menimpa Anda dan Wa’Allahu `alam bish-shawab.

Allah SWT Menurunkan 103 Kitab (suci) Nya

Selasa, 08 Mei 2012


   Allah SWT Menurunkan 103 Kitab (suci) Nya





 Disebutkan bahwa Allah berfirman kepada Sayyidina Musa (as), "Aku telah menurunkan 103 kitab (suci)" Ada berapa kitab suci? 103 kitab suci. 50 diturunkan kepada Sayyidina Sits (Seth) dan 30 kepada Idris (Enoch) (jadi jumlahnya 80) dan 20 kepada Sayyidina Ibrahim (as) (jumlahnya menjadi 100) dan Tawrat, Aku turunkan kepadamu, dan az-Zabuur (Psalms) Aku turunkan kepada Sayyidina Dawud (as) dan Bibel (Injiil) kepada Sayyidina 'Isa (as) dan Aku menyebutkan setiap ciptaan yang Aku ciptakan di dalam kitab-kitab suci ini, dan Aku sebutkan semua ciptaan dan Aku akan menyebutkan semua yang ada di kitab-kitab suci ini (103 kitab, dan salah satunya adalah Sayyidina Musa (dengan kitab yang terdiri dari 1000 surat, dan setiap surat terdiri dari 1000 ayat, dan kitabnya Sits dengan berapa banyak ayat dan Idris dengan berapapun ayatnya, dan Sayyidina Ibrahim (as) dan Sayyidina 'Isa (as)) dan Aku akan mencakupnya semuanya di dalam kitab sucinya Sayyidina Muhammad (s), yaitu kitab suci Al-Qur'an. Dan Aku akan meletakkan semuanya itu ke dalam 114 surat di dalam kitab suci al-Qur'an.

Wahai Muslim, lihatlah betapa Allah mencintai kita, mencintai umat an-Nabi (s) dan mencintai kalian, mengarahkan kalian ke tempat ini dan kepada Sultan ini, Syekh dari para Masyeikh, Sultan al-Awliya.

Dan Allah berfirman, Aku akan meletakkan semua yang ada di dalam kitab suci ini ke dalam 114 surat dan Aku akan membaginya ke dalam 30 juz dan setiap juz dibagi dalam 7 bagian, seperempat, setengah, tiga perempat, dan makna dari tujuh ini adalah Surat al-Fatiha, Pembuka dari Kitab, dan Aku akan meletakkan rahasia-rahasia dari kitab suci al-Qur'an di dalam 7 ayat ini dan Aku akan meletakkan semua makna ayat ini di dalam 7 huruf. Dan Sayyidina Musa (as) bertanya, huruf apa saja itu? Dan Allah menjawab ketujuh huruf ini adalah Rahasia Penciptaan, Aku akan memberikannya kepada Sayyidina Muhammad (s) di dalam Surat al-Fatiha. Dan huruf apa sajakah itu? Bismillah.

[dikutip dari khotbah Jumat Mawlana Syekh Hisyam Kabbani (q), 13 April 2012]