Raja Abdullah II, Pemegang Tahta Syam

Senin, 11 Juni 2012

Raja Abdullah II, Pemegang Tahta Syam
Sultan Awliya Mawlana Syaikh Nazim Adil Haqqani qs
Lefke Cyprus - 28 April 2012

              Raja Abdullah I                            Raja Abdullah II

Audzubillahi minasy syaitahnir rajim, Bismillahir Rahmaanir Rahim

Kita berada diakhir zaman dimana Rasulullah saw mengatakan, ”Setelahku adalah para Kulafa Rasyidin, setelah itu para Pangeran, dan setelah itu para Raja. Dan setelah Raja adalah para Tiran (Diktaktor). Kemudian seseorang dari Ahlul Bayt (keturunan Nabi saw) akan muncul dan mengisi dunia dengan kedamaian yang sebelumnya dipenuhi dengan ketidak adilan dan korupsi. Dan para tiran akan dihancurkan, dan kita sudah dekat dengan waktu dimana para Raja akan memerintah kembali. Dan Allah swt akan mengirimkan dukungan untuk Islam. Dan kemudian seseorang dari keturunan Nabi Muhammad saw akan muncul untuk memimpin (Sayidina Mahdi as)

Wahai para Raja dan yang terhormat Raja Abdullah II dari Yordania yang diberkahi, yang berasal dari keturunan Nabi saw, yang akan membawa orang Arab dan seluruh muslim, dimana saat ini seluruh umat Islam tidak memilki Imam dan Kalifah yang mewakili Nabi Muhammad saw. Dan saat ini dari timur ke barat, siapakah yang dapat membawa beban dari keturunan Nabi saw untuk dapat bersama dengan Sayidina Mahdi as?. Maka saat ini, kehormatan dan kekuatan diberikan kepada Raja Abdullah II dari Yordania.

Saya adalah hamba yang lemah dan fakir, dan pesan ini telah kami terima untuk disampaikan kepadanya bahkan sebelum dia dilahirkan, 70 tahun yang lalu. Ketika saya berada di Syam bersama Sayyidina Syaikh Abdullah Faiz ad-Daghestani qs yang juga merupakan guru dari Raja Abdullah I dari Jordan yang merupakan Amir dan Imam dari Jordan yang juga seorang Raja. Dan Raja Abdullah I mengirimkan Mufti Jordan untuk mengunjungi Syaikh Abdullah Faiz ad-Daghestani qs. King Abdullah I telah mengambil bay'at kepada Syaikh Abdullah Faiz qs dalam tariqah Naqshbandi Aliyyah.

Mufti tersebut menyampaikan pesan dari Raja Abdullah I, apakah yang harus kami lakukan. Kemudian Syaikh Abdullah Faiz ad-Daghestani qs menyuruhku untuk menulis surat kepada Raja Abdullah I, surat itu sangat panjang. Syaik Abdullah Faiz qs memperingatkan agar Raja Abdullah tidak hadir pada salat jumat di Masjid Al-Aqsa, karena seseorang akan membunuhnya. Tetapi beberapa waktu kemudian seorang amir mengundanganya ke Palestina dimana bertepatan dengan hari Jumat. Mungkin Raja Abdullah terlupa dengan pesan tersebut dan memang sudah takdir yang digariskan Allah swt bahwa dia akan meninggal disana ditembak oleh seseorang.

Dan King Abdullah II saat ini adalah cucu dari King Abdullah I, dia adalah salah satu dari singaNya Allah. Sepuluh negara di wilayah Syam akan berada dibawah kepemimpinan King Abdullah II.Sekarang kita berada didalam zaman para Tiran, dimana mereka dengan ribuan siasat dan trik menyebabkan umat muslim terlupa dengan perlunya Imam bagi Muslim, Kekalifahan Islam, Kesultanan Islam. Seluruh dunia Islam terjatuh kedalam jurang kehancuran dan tidak memiliki jalan keluarnya.

Saya yang lemah ini hanyalah pelayannya King Abdullah II, usia saya sudah tua. Saya menerima pesan dari para ahlul Syam, wahai King Abdullah janganlah takut, karena dukungan Allah bersamamu dan Syam terbuka saat ini tanpa kepemimpinan. Umumkan kepada penduduk Syam bahwa engkau adalah keturunan Nabi Muhammad saw (ahlul bayt) dan akan menjadi Raja terakhir untuk memerintah tanah Syam, jangan ragu-ragu dan jangan takut. Umumkan bahwa kau adalah ahli waris dari Nabi saw sebagai kalifah Rasulullah saw, dan akan membawa bendera Rasulullah saw.

Maka Raja Abdullah akan memilki tiga Resimen Pasukan, Pasukan dengan bendera Sayidina Muhammad saw, Pasukan dengan Bendera Sayidina Mahdi as, dan Pasukan dengan Bendera Kerajaannya. Dia harus menaikkan bendera itu dengan genderang perang, dan aku yang akan pertama kali berbayat kepadanya. Dan aku umumkan kepada seluruh dunia muslim bahwa dia adalah Kalifah pewaris Nabi saw. Dan dia akan menaikkan bendera Islam dan dia akan mendapat kemenangan dan akan bergabung bersamanya 10 negara Islam dibawah kepemimpinannya. Wahai mareka yang mendengarkan suhbah ini, sampaikan pesanku ini untuk seluruh muslim diseluruh dunia.

Kemudian Sayidina Mahdi as akan datang dari daerah Qadam di Syam. Dan saya hamba yang lemah ini yang pertama kali berbayat kepadamu King Abdullah II, dan saya umumkan kepada seluruh Raja dan Sultan dinegeri Islam untuk berbayat dan bergabung serta mendukung King Abdullah.

Wahai King Abdullah, saya yang pertama kali berbayat kepadamu, terimalah bayat ku wahai Raja Abdullah, terimalah bayatku wahai Raja Abdullah. Aku melihatnya, dia akan bersama dengan Sayidina Mahdi as. Dan saya memerintahkan kepada seluruh umat muslim dunia, untuk mengambil bayat kepadanya. Dan siapa yang tidak berbayat kepadanya maka dia bukan muslim, dan seluruh Awliya akan mengambil bayat kepadanya. Seluruh dunia harus berbay'at kepadanya karena dia diberkahi didunia dan di akhirat. Karena dia adalah Kalifah Islam, jika kalian tidak mendukungnya maka kalian akan dihancurkan.

Dia adalah kalifahnya Rasulullah saw, mewakili Nabi saw dan mewakili Sayidina Mahdi as hingga kedatangannya. Pimpinlah mereka dengan Bismillah, maka akan ada dukungan Kekuatan Allah kepadanya. Dan dia akan memimpin pasukan untuk masuk ke Libya, Yaman, Irak, Turky, Hijaz dan siapapun yang mendukungnya maka mereka adalah ahli surga.

Terimalah bayatku, terimalah bayatku, semoga engkau menerima bayatku ini wahai Raja Abdullah, tulislah namaku diurutan pertama atau terakhir. Taubat Yaa Rabbi, saya telah menyampaikan pesanmu Yaa Rasulullah saw. Semoga dihari Mahsyar nanti namaku tertulis didalamnya sebagai yang memberi bayat kepadamu wahai Raja Abdullah. Dan tentara surgawi akan mendukungnya, maka janganlah takut wahai Raja Abdullah. Fatiha. 

Saya akan mencium tangan dan kaki Raja Abdullah karena Raja Abbdullah bersama yang haqq, maka tidak ada yang dapat diatas yang Haqq. Bersukurlah wahai ahlul bayt di Jordan. Pesan ini datang kepadaku ketika kalian datang kesini, sampaikan salamku kepada Yang Mulia Raja Abdullah, ketika kalian kembali ke Jordan, ciumlah tangan dan kaki Rajamu, mudah-mudahan dia mau melihatku, karena perbendaharaan dunia berada dibawah kakinya. Semua yang menentangnya akan dikalahkan, karena dia mendapat dukunganNya. Fatiha.

Wa min Allah at Tawfiq



Sumber: www.sufilive.com


Kumpulan Ceramah Syaikh Nazim dan Syaikh Hisham!  
ORDER NOW !
 
      

Wahai Ulama Mesir Ikutilah Syariat Allah dengan Memilih Raja

Rabu, 06 Juni 2012

Wahai Ulama Mesir Ikutilah Syariat Allah dengan Memilih Raja



Wahai Ulama Mesir Ikutilah Syariat Allah dengan Memilih Raja
Sultanul Awliya Mawlana Syaikh Nazim Adil Haqqani qs
2 Juni 2012 - Lefke Cyprus


 Dastur Yaa Sahibuz Zaman Sayyidina Mahdi as, Madad Yaa RijalAllah, Assalamu alaykum. Wahai mukmin dan muslim, Alhamdulillah Allah swt memberikan kita kesempatan untuk berada di Bulan Rajab yang diberkahi, Rajab adalah bulannya Allah.

Wahai muslim dan khususnya rakyat Mesir, semoga Allah menjaga kita dari Fitnah dan Korupsi. Mesir adalah negara yang dilindungi sejak jaman Nabi Muhammad saw, maka beruntunglah kalian. Dimasa masa lalu kalian telah mempertahankan dan berjuang untuk islam dari serangan orang-orang kafir dan orang tak beriman.

Sampai tahun 1952, mereka mempertahankan Syariah dan memuliakannya. Tetapi setelah itu mereka membuang Raja mereka King Farouk, kemudian mereka orang-orangnya setan membohongi rakyat dan kemudian mereka mengikuti cara setan dan mengikuti mereka yang menolak hukum Allah. Mereka melakukan revolusi dengan dukungan orang-orangnya setan yang memusuhi Islam dan membawa sistem setan dalam pemerintahan yang baru. Dan mereka membawa janji-janji palsu.

Wahai rakyat Mesir, dahulu kalian merupakan muslim yang dihormati dengan Ulama dan Raja kalian. Semoga dibulan Rajab ini, Allah swt mengkoreksi langkah kalian yang salah yang menyebabkan kalian terjatuh dalam berbagai masalah, dan semoga kalian dapat kembali menerapkan hukum Syariat Allah yang memiliki Kekuatan Ilahiah.


Wahai Rakyat Mesir, kami mengingatkan kalian, "wadzakkir fa-inna aldzdzikraa tanfa'u almuminiina". "Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman". Sangat penting untuk mengingatkan.

Sudah lebih setahun ini terjadi kerusuhan dan setan menanamkan benih kekufuran dinegeri kalian, dan sampai sekarang masih menanamkan racun itu dan membuat umat muslim terpecah-pecah. Nabi saw berkata bahwa umatku akan terpecah menjadi 73 golongan, seluruhnya akan dineraka kecuali satu golongan. "Siapakah mereka Ya RasulAllah?", tanya para sahabat. Mereka adalah yang mengikuti sunahku dan mengikuti jalannya para sahabat, yaitu orang-orang yang bersamaku dan bersama para sahabatku. Dan ini sudah jelas.


Tetapi lihatlah sampai bulan Rajab ini, rakyat Mesir saling berkelahi, berperang satu sama lain untuk menunjuk Presiden yang baru melalui pemilihan umum.


Insipirasi Ilahiah datang kedalam hatiku, apakah sistem presidensial ini datang dari Allah? Apakah Allah menyuruh kalian untuk melakukan pemilihan umum untuk memilih Presiden? Mengapa kalian tidak mengembalikan Raja kalian untuk pemimpin kalian? Allah Azza wa jalla adalah Sultan dari para Sultan. Apakah Sultan itu dipilih? Darimana kalian membawa sistem presidensial ini? Malulah kepada kalian wahai para Ulama Mesir yang mendukung sistem ini. Sistem ini tidak akan pernah berhasil.

Mereka harus membawa Raja mereka kembali untuk memerintah, dan ini adalah merupakan perintah Allah swt. Dan perintah ini sudah cukup jelas. Jika sistem pemilu untuk menunjuk presiden berasal dari surga, maka kami akan mengikuti. Tetapi di surga hanya ada Sultan dan Sultan bukanlah presiden yang dipilih melalui Pemilihan Umum. Sistem pemilu ini merupakan sistem terburuk yang dibawa oleh orang kafir yang tidak memiliki iman.


Wahai Ulama dan rakyat Mesir, malulah kalian pada dirimu, dan aib akan menimpa kalian wahai Ulama dan rakyat Mesir. karena Ulamanya tidak pernah menjelaskan perintah surgawi ini. Sistem surgawi adalah adanya Sultan untuk surga dan bumi, bagaimana kalian dapat membawa sistem presidensial ini dan berargumentasi?

Maka aib bagimu wahai rakyat Mesir. Bukan hanya sekali, tetapi 70 aib akan menimpa kepadamu. Maka kembalilah kepada Syariat Allah, Hukum Allah swt, artinya kalian harus membawa kembali Sultan kalian, raja kalian untuk menegakkan Syariat Allah.

Para Raja dan Pemimpin haruslah berasal dari Syarif kepada Syarif (Sultan Keturunan Rasulullah saw), dan Raja Abdullah II dari Jordan adalah Raja terakhir keturunan Rasulullah saw, maka menjadi kewajiban bagi umat muslim untuk mengikutinya dan memberikan bayat kalian kepadanya dan mendukungnya, karena dia akan membawa bendera Islam sampai kedatangan Sayidina Mahdi as.

Wahai Ulama Mesir, bahasa arab saya sangat sedikit, tetapi dari penjelasan ini kalian akan dapat memahaminya. Dan saya yang lemah dan fakir ini mengingatkan kalian dimana Allah swt berkata,"Wa dzakkir fa inna adz dzikra". Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman. Jika yang saya katakan ini tidak benar, maka biarlah hukuman Allah menimpa saya. Jika yang saya katakan benar, maka biarlah Allah dan Nabi saw memberikan kami ganjaran pahalanya.

Wahai Ulama Mesir, tinggalkan jalan yang salah, dan janganlah kalian berpecah-pecahan dalam berbagai partai. Allah swt mengingatkan kalian,"Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan ni'mat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena ni'mat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. (QS 3:103).


Dan bagaimana bisa, kalian sekarang berpecahan dengan begitu banyak partai di Mesir? Apakah kalian tidak memilki agama, iman dan kehormatan lagi dalam islam? Bagaimana kalian dapat menerima hal seperti ini?  Bagaimana kalian dapat menolak hukum dan perintah Allah swt? Ketika Allah berfirman,"Dan janganlah kamu bercerai berai". Jika kalian tidak mengikuti perintah ini, maka Allah swt akan memberikanmu pelajaran hukuman kepadamu yang belum diberikan sebelumnya".


Kata-kata ini diinspirasikan kedalam hatiku, hamba yang lemah ini dan kalian para Ulama, kalian lebih mengerti. Maka dukacita yang dalam bagi Ulama yang melawan perintah Allah". Maka hukuman terburuk akan menimpa kalian wahai para Ulama, dihari penghakiman kelak.

Wahai Ulama, jagalah kehormatan kalian dan katakan yang benar itu benar. Dan kembalilah kepada Syariat Allah dan tinggalkan pemilihan umum untuk memilih presiden. Wahai Ulama Mesir, aku memperingat kan kalian, ambillah tindak pencegahan.

"Inna bathsya rabbika lasyadiidun".
Sesungguhnya azab Tuhanmu benar-benar keras. (QS Al Buruuj ayat 12).


Allah memberikan pelajaran kepada kalian, dan jika kalian tidak mematuhiNya, maka tidak seorangpun yang tersisa tanpa hukumanNya. Dan hukuman Allah sudah sangat dekat. Wahai rakyat Mesir, janganlah tertipu oleh mereka yang tidak memegang hukum Allah, orang yang tidak beriman dan mereka adalah manusia terburuk. Mereka tidak menginginkan Islam.

Wahai rakyat Mesir, waktunya sudah dekat kedatangan Sayidina Mahdi as untuk muncul dengan kekuatan Islam. Dan pembalasannya sangatlah keras karena pembalasan ini datang dari Allah Yang Maha Perkasa. Semoga Allah memberikan taufik kepada kalian, saya adalah hamba yang lemah, dan saya begitu lelah.


"Yaa Allah ampuni kami, angkatlah beban dari kami semua, kirimkan kami Raja, sehingga kami dapat berperang didalam jalanMu. Wahai Tuhan kami, Yaa Robbana, dukacita yang dalam bagi mereka yang tak mau mendengar perintahMu. Yaa Robbana, Taubat Yaa Robbi.


Yaa Nujaba, Yaa Nuqaba, Yaa Budala Mesir, wahai muslim Mesir, Yaa RijalAllah, kami mohon perlindunganmu dari orang-orang yang buruk, selamatkan kami dari keburukan mereka, ampuni kami Yaa Allah, berkahilah kami, Yaa Robbana.


Yaa Sayyidal Awalin wal Akhirin, Yaa HabibAllah, Yaa RasulAllah, berikanlah kami kekuatan untuk kembali kejalanmu, kirimkan kepada kami Yaa RasulAllah, seseorang yang dapat mengatur seluruh hukummu, yang dapat menempatkan segala sesuatu pada tempatnya. Kirimkan kepada kami, Imam Mahdi as, Sultan yang Adil".

Jangan kalian katakan bahwa ini sesuatu yang tidak ada dasarnya. Yaa Robbana, jangan biarkan seseorangpun melawan kata-kata ini.

Bahasa arabku sangat sedikit, tetapi mereka yang memahami akan memahami, dan mereka yang mendengarkan dapat mengkoreksinya untuk disampaikan kepada seluruh umat muslim. Semoga Allah membalas mereka dengan seluruh kebaikan dan khususnya kepada Syaikh Al-Azhar Syarif, dan seluruh ulama. Kami mencium tangan mereka dan bahkan kaki mereka, karena mereka adalah orang alim yang memiliki banyak ilmu pengetahuan, dan mereka diberikan kehormatan dan dimuliakan. Taubat Yaa Rabbi. Fatiha.


Seluruh sistem republik akan berakhir, akan habis. Dan pemerintahan akan dikembalikan dalam sistem kerajaan, dalam sistem kesultanan. Dengan izin Allah, dengan perintah Allah, maka tidak ada kekuatan yang lain yang dapat mengembalikan pemerintahan ini kepada sistem sebelumnya. Dan ini akan terjadi diseluruh negara-negara Islam.

Dan dukungan Allah swt sekarang berada ditangan Raja Abdullah II dari Jordan yang merupakan keturunan Nabi Muhammad saw, dan kami memberikan bayat kami dan dukungan kami kepadanya. Karena dia mewakili keluarga Nabi (saw) pada zaman ini. Dan zaman ini adalah zamannya Sayidina Mahdi (as).


Semoga Allah swt memberikan Raja Abdullah kekuatan, kemulian dan kehormatan. Karena dia membawa tanggung jawab yang besar. Semoga Allah mendukungnya, demi kehormatan Nabi (saw). Berikanlah dukungan kalian kepadanya dan ambillah bayat kepadanya. Dan siapapun yang tidak berbayat kepadanya, maka mereka berbayat kepada setan dan pengikutnya. Maka kesedihan bagi mereka.

Aku mengingatkan kalian, fadzkuruni adzkurkum, "Ingatlah Aku maka Aku akan mengingatmu". (QS 2:152).

Wahai Ulama, Sultan didunia ini Allah busanai dengan busanaNya dan Nabi saw adalah Sultan untuk seluruh dunia ini. Kembalilah kepada jalannya dan dengarkan dia, maka kalian akan diselamatkan dan diberi kehormatan didunia ini dan di akhirat kelak. Allah akan membusanai kalian dengan pakaian kemuliaan dan kehormatan didunia dan di akhirat. Hunus pedangmu kepada mereka yang tidak beriman yang melawan muslim. Fatihah.


Marhaban Wahai Penduduk Mesir, jangan kalian marah dan kecewa kepadaku. Ingatlah pembalasan Allah, hukuman dan azab Allah sangat keras. Perangilah egomu dan hawa nafsu burukmu. Wahai ulama, apakah kalian mengerti? Masya Allah, saya bahagia kepada penduduk Mesir yang menerima nasehatku, dan mereka yang tidak menerima nasehat ini, maka mereka tidak akan hidup sampai dibulan Ramadan. Ini adalah peringatan untuk mereka. Fatihah.Hati saya sangat penuh meskipun kondisi fisik saya sangat lemah.


Wahai penduduk Mesir, ayahku juga berasal dari Mesir. berasal dari keturunan Yusuf Pasha Surughi, dia adalah kakekku berasal dari Alexandria. Saya merasa terhormat menjadi penduduk Mesir, karena mereka adalah ulama yang memiliki ilmu pengetahuan, memiliki martabat dan kekuatan dan mereka memilki semangat yang kuat.


Allah memilih Sayidina Yusuf (as) untuk menjadi Raja mereka, bukan sebagai presiden. Maka kalian seharusnya merasa malu untuk menunjuk presiden. Sayidina Yusuf as, melakukan yang terbaik untuk rakyat Mesir dizaman Firaun. Wahai rakyat Mesir, bangunlah kalian.


Wahai Ulama bangunlah kalian, jika tidak, maka dukacita yang dalam akan menimpamu wahai Ulama. Negara terbaik adalah Mesir, dan aku mencintai Ahlul Mesir. Masya Allah, karena mereka memiliki kehormatan, kedermawanan, keberanian dan kebangsawanan. Dan kebaikan bagi mereka yang menerimanya dan berjuang mempertahan kan kebenaran. Dan berjuanglah dijalan yang Haqq, dan jangan membela jalan yang salah. Naudzubillah.

Semoga Allah memberikan kemenangan bagi Rakyat Mesir. jangan bersedih dan kecewa kepadaku. Karena saya hanyalah hambaNya yang lemah. Tetapi tak ada yang mengetahui kekuatan apa yang dimilki hamba yang memiliki kedekatan denganNya.


Semua pesan ini, bukanlah berasal dari kata-kataku. Sampaikan deklarasi ini untuk seluruh muslim, seluruh hambaNya dari Timur ke Barat. SubhanAllah, SultanAllah. Dukunglah kami wahai RijalAllah. Dukunglah kami wahai Sahibuz Zaman Sayidina Mahdi (as). Fatiha.

Semoga Allah memberikan ganjaran terbaik kepada kalian. Saya akan salat syukur 2 rakaat untuk berterima kasih kepada Allah swt atas pesan ini. Semoga Allah swt menerima doa kami dan menjaga kita semua dari kejahatan setan, dan senantiasa berada dalam perlindunganNya. Semoga Allah melindungi kita dari azab akhirat. Fatiha.

Wa min Allah at Tawfiq

Ajarkan Anak-Anak Kalian Untuk Membaca Salawat Setiap Hari

Ajarkan Anak-Anak Kalian Untuk Membaca Salawat Setiap Hari
Mawlana Syaikh Muhammad Hisyam Kabbani qs
28 April 2012 - Fenton Michigan


(Kutipan Suhbah Mawlana Shaykh Hisyam Tentang Pengtingnya Menjaga Salawat kepada Nabi saw)

A'udzu billah mina 'sh-shaytani 'r-rajim. Bismillahi 'r-Rahmani 'r-Rahim Nawaytu 'l-arba'in, nawaytu'l-'itikaaf, nawaytu'l-kalwah, nawaytu'l-riyaada, nawaytu's-suluk, nawaytu'l-'uzlah, nawytu as-siyam lillahi ta'ala fi hadza'l-masjid.

Ati'ullah wa ati 'ur-Rasula wa uli'l-amri minkum.
Ta'ati Allah, ta'ati Rasul (saw) dan mereka yang diberikan wewenang atas diri kalian.

Taatlah kepada Allah, karena ketatan adalah penghambaan, ubudiah yang paling tinggi dari seorang hamba kepada Tuhannya. Mentaati Allah adalah dengan cara mengikuti segala perintahNya dan tidak mengerjakan segala laranganNya.

Artinya adalah ikuti perintahNya dan taati segala hukumNya. Hari ini begitu banyak masalah diberbagai negara Islam. Mereka meminta Undang-Undang yang baru, dan mengganti konstitusi yang lama. Dan Allah swt mengatakan, "Wahai manusia, konstitusiKu untuk kalian adalah apa yang telah Kuturunkan dari surgaKu, dan itu adalah Al-Quran yang Suci".

Ketika kalian memuji dan bersalawat kepada Nabi (saw) setiap hari , maka kalian akan memiliki banyak rahasia untuk meningkatkan Rezeki kalian. Mereka bertanya berapa banyak salawaat yang harus kami lakukan. Anda tidak perlu menanyakan pertanyaan ini selama lidah kalian dibasahi oleh salawat, maka ketika kalian memuji Nabi (saw), maka rahasia-rahasia ini akan keluar semakin banyak dan semakin terang.

Ketika kalian membaca salawat pada Nabi (saw) maka kalian harus membersihkan diri. Jika kalian ingin salawat itu menjadi tingkatan salawat yang tertinggi, maka berwudhulah terlebih dahulu dan kemudian baru membaca salawat. Ketika Wudhu kalian batal maka segera mengambil wudhu kembali. Itulah sebabnya Para Syaikh dari berbagai tariqa dan Mawlana Syaikh Muhammad Nazim Adil al-Haqqani qs mengatakan bahwa dalam fikih, menurut hadits Nabi (saw), Setiap Mu'min harus menjaga wudhunya selama 24 jam. Bagaimana kita dapat menjaga wudhu selama 24 jam? Yaitu jaga wudhu kita selama kita terjaga dan sebelum kalian tidur buatlah wudhu yang baru dan kemudian tidur. Maka hal itu akan dianggap sebagai menjaga wudhu selama 24 jam. Dan kalian harus berusaha untuk senantiasa menjaga wudhu dan dalam keadaaan suci.

Meskipun demikian jika kalian tidak memiliki wudhu kemudian kalian ingin bersalawat, kalian tetap dapat membaca salawat, tidak ada masalah. Bahkan bagi wanita selama periode haid mereka, mereka tetap dapat membaca salawat didalam hati, mereka bahkan tetap dapat membaca surat Al-Qur'an didalam hati, bagi mereka yang telah hapal.

Ajari anak-anak kalian untuk melakukan salawat pada Nabi (saw) setiap hari. Kalau tidak, maka mereka akan kehilangan jalan. Salawat akan membersihkan dirimu dan membuat kalian bahagia dalam kehidupan ini dan tidak akan membuat mereka terjatuh dalam penderitaan. Zaman ini terlalu banyak energi buruk di sekitar kita dan di sekitar semua orang. Jadi untuk mengubahnya agar menjadi energi positif caranya adalah dengan bersalawat kepada Nabi (saw). Dan para Sahabat mengatakan hanya dengan menjaga salawat dan Memuji Nabi Muhammad saw maka akan terbit Kebahagiaan didalam hati.

Pilihlah salah satu salawat yang kalian sukai. Namun Mawlana Syaikh Nazim Adil Haqqani qs merekomendasikan kepada mereka yang datang kepadanya untuk membaca Salawat Tunjina : Allaahumma shalli ‘alaa Muhammadin, shalaatan tunjiina bihaa min jamii’il ahwaali wal aafaat, wataqdhi lanaa bihaa jamii ’al haajat, wa tuthahhirunaa bihaa min jamii-is-sayyi-at, wa tarfa’una bihaa ‘indaka a’lad darajaat, wa tuballighunaa bihaa aqshal ghaayat, min jami’il khayrati fil hayaati wa ba’dal mamaat.

Dan kalian juga bisa membaca Hizb Al-Bahr, Hizb Al-Kabir, Hizb as-Shaghir, dan begitu banyak salawat yang indah dan mereka yang mengetahui bahasa arab akan melihat betapa indahnya cara mereka menulis berbagai salawat ini. Itulah mengapa Awliyaullah mengatakan itu bukan milik mereka, bukan karangan dan tulisan mereka, tetapi mereka melihat Nabi (saw) datang kepada mereka dan mendiktekan semua salawat ini. Tidak mungkin bagi kami untuk dapat menulis dengan keagungan yang demikian indah. Jadi salawat ini adalah tiket kita untuk meninggalkan dunya ini, dan ketika kita meninggal dunya, maka ini adalah tiket kita untuk memasuki surga, Insya-Allah.

Jika kalian ingin yang terbaik untuk dirimu dan keluargamu maka perbanyaklah salawat kepada Nabi (saw), dan salawat adalah solusi untuk semua permasalahan. Orang-orang datang dengan semua masalah mereka, dan mereka berbicara kepada seseorang menceritakan berbagai masalahnya bahkan hingga satu jam. Untuk apa? Ucapkan salawat atas Nabi (saw), bahkan bila hanya selama 10 menit saja maka kalian dapat menyelesaikan seluruh masalahmu. Mereka tidak lelah menceritakan masalah ini dan itu, dan masalah sebagian besar manusia sangat mirip satu sama lain.

Dan para Sahabat Nabi (saw) telah mengatakan kepada kalian dan Nabi (saw) menyebutkan dalam berbagai hadis dan Allah mengatakan dalam Al Qur'an yang suci, dan semua mengatakan bersalawat pada Nabi (saw), maka salawat ini akan mengambil dan menyelesaikan semua masalah kalian. Mengapa kalian membuang-buang waktumu dengan bercerita kesana kemari?

Perbanyaklah bersalawat dan hubungkan hatimu dengan Nabi Muhammad (saw). Jika kalian dapat terhubung dengan Rawdah atau terhubung dengan Ka'bah, maka berdoalah, "Ya Sayyidi, Ya RasulAllah, Ya Rahmatan lil`alamin, engkau adalah rahmat kasih sayang bagi semesta alam ini ". Maka doa itu akan membawamu ke hadirat Nabi (saw). Jadi jika kalian ingin berada di tingkat yang lebih tinggi, maka kalian harus lakukan dengan cara seperti itu. Mustahidarin li anwar an-Nabi (saw). Hadir di hadapan Nabi (saw).

Dan Grandsyaikh Abdullah Faiz ad-Daghestani qs berkata, "Aku akan memberikan salawat yang sederhana, cara yang paling sederhana, sebagaimana Nabi (saw) adalah manusia yang sangat sederhana dan rendah hati. Dan ada begitu banyak salawat yang kalian dapat membacanya, Hizb Al-Bahr, Hizb Al-Kabir dan Dalail khairat, tetapi dalam Naqsybandi awrad salawat itu sangat sederhana yaitu "Allahuma Shalli` ala Muhammadin wa alaa, aali Muhammadin wa sallim". Tetapi berusahalah untuk fokus dengan tingkat kehadiran hati yang lebih tinggi, rasakan seperti jika kalian memandang Nabi (saw) didepanmu. Jika Anda tidak dapat melihatnya, maka kalian bisa merasakannya.

Jika kalian ingin mendapatkan hasil terbaik, maka jangan melakukan salawat sambil mengerjakan berbagai kesibukan lainnya, sambil menggunakan ponsel, melihat TV, internet dan melihat kanan dan kiri. Lakukanlah salawat dengan rasa cinta yang sejati. Meskipun demikian ketika kalian harus mengemudikan mobil dan kemudian ingatan kalian untuk menjaga salawat, hal ini diperbolehkan, dan jagalah lidah kalian untuk sibuk dengan salawat. Jika kalian dapat memfokuskan hatimu bersalawat bahkan bila hanya selama 5 atau 10 menit salawat, itu lebih baik. Dan itu merupakan penyebab terbesar untuk mencapai segala kebaikan dan segala sesuatu yang baik.

Wahai Nabi (saw) kami memohon kepadamu agar dapat datang dan melihatmu. Kami memohon dan datang kepadamu melalui pintu Sayyidina Abu Bakar as-Siddiq (ra), melalui pintu Sayyidina Umar (ra) melalui Sayyidina Utsman (ra), melalui Sayyidina Ali (ra), biarkan kami datang mengunjungimu. Kami memohon agar dapat bertemu denganmu melalui para guru-guru kami, para suyukh untuk datang kepadamu. Apakah menurut kalian Nabi saw tidak akan membuka pintunya? Nabi (SAW) selalu membuka pintunya, tetapi kita belum mampu melihatnya, belum siap menerima dan menjaga amanahnya.

Seperti yang telah kami katakan dalam kutbah Jumat yang lalu, ketika seorang murid bertanya kepada Syaikh untuk mengijinkan dia untuk dapat melihat Anwarullah, Kebesaran Nabi Muhamad (saw), dan kemudian dia dapat melihatnya. Tetapi karena murid itu tidak bisa menjaga amanah itu, untuk menyimpan hanya pada dirinya sendiri, dan kemudian dia menceritakan kepada kepada teman-temannya, sehingga mereka menuduhnya kafir dan sesat sehingga mereka membunuhnya, ini seperti apa yang terjadi kepada Syaikh Muhyidin ibn 'Arabi qs, mereka membunuhnya.

Nabi (saw) dan para Syaikh mengetahui bahwa kita belum dewasa. Kita belum bisa menjaganya. Maka mereka menjaganya untuk kita, mereka mengumpulkan salawat itu semakin banyak dan ketika kalian meninggal dunia, kemudian Nabi Muhammad (saw) akan datang dan memberikan kepadamu.

Perbanyaklah bersalawat kepada Nabi saw, dan ada begitu banyak jenis salawat yang memungkinkan seseorang untuk dapat melihat Nabi (saw) baik didunia maupun di kuburan mereka. Ketika Malaikat Munkar dan Nakir mengajukan pertanyaan kepadamu maka kalian akan dapat melihat Nabi (saw) tampil untuk membelamu, dan Nabi (saw) akan datang di sana bersama salawat kalian.

Nabi Muhammad (saw) akan ditampakkan kepadamu baik di dunia ini ketika kalian masih hidup atau di alam kubur atau di hari mahsyar. Dan kita memohon kepada beliau (saw), "Ya Sayyidi, Ya Rasulallah, berikanlah kami agar dapat melihat keindahan wajahmu di dunya ini, bukan hanya dalam mimpi, tetapi dalam visi spiritual yang nyata. Dan bagimu, tidaklah terlalu sulit bagimu Yaa Nabi (saw) untuk mengabulkan doa kami ini".

Jika Rasuluallah (saw) menerima doa kita, maka kita akan bisa melihat Nabi saw. Itulah sebabnya Nabi (saw) berkata, "man ziara qabri wajabat lahu syafa`ati". "Barangsiapa mengunjungi, menziarahi kuburanku, maka menjadi kewajiban bagiku untuk memberinya syafa'at ku". Jadi mereka yang mengunjungi Nabi Muhammad (saw) di Madinatul-Munawwarrah, artinya mereka telah memasuki surga karena raudah adalah gerbang surga.

Dengan senantiasa bersalawat maka kalian akan dapat mengendalikan ego buruk kalian. Melalui salawat dan dzikrullah, kalian dapat membunuh nafsu amarah dan kemudian hati dan ruh kalian menjadi tenang dan damai, kedamaian masuk kedalam hatimu, inilah yang disebut nafs al-Mutmainna. Kemudian kedamaian itu mengisi hati kalian dengan perilaku yang sempurna, nafs al-Kamila, Ada 7 tingkatan dalam jiwa kita, yang akan membuka untuk Anda semua 7 tingkat bagi ruh mu, untuk mengangkat jiwamu dihadirat ilahi. Ini adalah semacam lata'if, dimana ada berbagai tingkatan yang berbeda.

Tujuh Tingkatan Lathaif adalah berbeda dengan tingkat Ilmu Pengetahuan Islam, seperti pengetahuan tentang Qur'an dan Hadis. Pengetahuan ini akan terbuka untuk kalian dan kalian dapat menaklukkan empat musuh dirimu dengan bersalawat. Karena kalian memiliki 4 musuh: Nafsu, Cinta Dunia, Hawwa dan Setan. Nafs adalah ego kalian, Dunya adalah cinta dunia, Hawwa adalah Keinginan Buruk dan setan. Empat musuhmu. Dan yang dapat menghilangkan musuh-musuh ini dari dirimu adalah dengan bersalawat kepada Nabi (saw), karena kalian datang memohon bantuan Nabi saw.

Jika kalian mengalami masalah dengan Rezeki kalian, maka bersalawatlah. Maka salawat ini akan membuka pintu rezeki kalian. Dan salawat itu juga akan memberikan rezeki bagi ruh kalian, dan rezeki bagi ruh adalah pengetahuan ilahiah. Salawat ini akan membuka jalan bagi ma`rifah, ilmu mengenail Allah. Jika kalian ingin mengetahui marifatullah, maka datanglah melalui Nabi Muhammad (saw). Rasulullah saw adalah kota ilmu dan Sayyidina 'Ali (ra) adalah pintunya. Jadi datanglah ke kota marifah.

Ketika kalian datang mengetuk pintu rumah seseorang dan seseorang yang berada didalam rumah tidak menyukaimu, karena kalian datang tanpa hadiah di tanganmu. Mereka mengatakan, lihatlah orang yang tidak memilki adab, mereka datang, mengambil manfaat tetapi datang tanpa membawa hadiah. Ketika kalian berkunjung kerumah seseorang, bawalah hadiah, bisa berupa kurma atau buku, atau Al Qur'an, minyak wangi dll ini hanyalah sebuah contoh. Jadi Anda tidak dapat datang dan mendekat kepada Nabi (saw) tanpa hadiah.

Itulah sebabnya Allah mengatakan dalam Al Qur'an: "Ambil uang mereka sebahgai zakat, sedekah, untuk memurnikan ibadah dan amal mereka dan membersihkan harta dunya yang kotor, kemudian baru mereka dapat berdoa, salat dan kemudian mereka dipakaikan dengan pakaian salawat yang kau berikan sebagai hadiah kepada Nabi Muhammad saw, dan Nabi saw memberi mereka kedamaian dalam hati mereka. Karena Hadiah untuk Nabi (saw) adalah salawat Anda.

Wa min Allah at Tawfiq

Misteri Crop Circles dan Pesan Awliya Allah

Rabu, 23 Mei 2012

Misteri Crop Circles dan Pesan Awliya Allah



Penemuan Crop Circles merupakan misteri yang belum terpecahkan sampai saat ini mengenai siapa pembuat dari bentuk bangun yang sangat indah tersebut. Hal ini tentunya enimbulkan banyak pertanyaan dan dari sekian pertanyaan yang diajukan, ada sebuah pernyataan menarik mengenai Crop Circles tersebut.

Seorang murid Naqsyabandi menanyakan kepada Mawlana Syaikh Hisham Kabbani q.s tentang pesan penting dari pembuatan Crop Circles karena ada pernyataan dari Mawlana Syaikh Nazim q.s bahwa pembuatan Crop Circles melibatkan campur tangan Awliya Allah dari alam spiritual. Berikut kami sajikan pertanayaan berkaitan dengan hal tersebut.

*******
Pertanyaan:
Assalamu Aleykum,
Bertahun-tahun yang lalu MSN (QA) menyatakan bahwa awliya dari alam spiritual membuat bentuk geometrik yang indah di ladang, yang umumnya dikenal sebagai crop circles.  Dapatkah Anda menjelaskan kepada kami mengapa mereka melakukan hal ini, pesan Ilahiah apa yang ingin mereka sampaikan, dst?
Jazakallah Khair
 
Jawaban:
wa `alaykum salam,
Lingkaran itu memiliki lingkar/keliling, pusat, dan juga radius/jari-jari.  Jadi, ketika mereka membuat lingkaran ini, itu artinya semua orang, Muslim dan Mukmin berada pada keliling lingkaran dan setiap orang mempunyai titik atau pribadinya sendiri yang akan menghubungkannya melalui sebuah radius, yang merupakan channel/saluran, atau jembatan menuju titik pusat, yang melambangkan Hadirat Ilahi dan Cinta Ilahi dari Nabi (s) dan cinta pada awliyaullah.  Hal ini menunjukkan bahwa tidak seorang pun yang dapat mengatakan, “Aku tidak mempunyai hubungan.”  Sebaliknya, Anda perlu bergerak maju ke dalam saluran Anda untuk mencapai Hadirat Ilahi.  Ini memerlukan bimbingan melalui seorang guru yang akan menunjukkan jalan bagi Anda.  Ada tak terhingga titik di dalam lingkaran itu dan mereka melambangkan banyaknya orang di dalam keliling lingkaran dan mereka semua mempunyai jarak yang sama menuju titik pusatnya.
 
Orang yang tercepat, melalui perilaku yang baik, karakteristik yang sempurna, melakukan ibadah tambahan, membaca awrad, dan melalui hubungan kepada awliyaullah akan mencapainya lebih cepat, seperti mobil balap atau seseorang yang menggunakan kuda atau unta.  Tetapi Allah Maha Adil, sehingga setiap orang mempunyai salurannya menuju Hadirat Ilahi.  Oleh sebab itu gunakanlah dan temukan diri Anda di dalam Hadirat Tuhanmu Yang Maha Pemurah.
 
Syekh Muhammad Hisyam Kabbani


Pelindung Kepala Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam

Jumat, 18 Mei 2012

Pelindung Kepala Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam

 Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam selesa dengan sentiasa memakai penutup kepala. Kebiasaannya Baginda mengenakan apa yang dipanggil ‘Qalansuah’ (kopiah) sama ada dengan ‘Imamah’ (serban) atau tanpa serban. Pada waktu-waktu tertentu Baginda Sallallahu Alaihi Wasallam turut memakai ‘Qithri’ (mafla / selandang) di kepala terutama pada cuaca panas dan berdebu. Baginda juga ada memakai topi besi sewaktu peperangan.

.
Terdapat banyak hadis menceritakan mengenai serban Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam serta ciri-cirinya. Antaranya:
.
Bentuk Serban
Bentuk kopiah atau serban yang dipakai oleh Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam adalah melonjong dan runcing ke atas. Kain ‘Imamah’ (serban) yang dililitkan pula separuh daripada ketinggian kopiah dan berekor di belakang separas belikat. Topi besi Baginda Sallallahu Alaihi Wasallam juga turut berbentuk sebegini.
.
.
As-Sahab
Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam mempunyai serban yang dikenali sebagai ‘as-sahab’ (awan) yang diberikan kepada Sayyidina Ali r.a. Kadang-kadang Ali r.a. datang dengan memakai ‘as-sahab’. Lalu Nabi SAW bersabda, “Datang Ali kepadamu dengan memakai as-sahab.”
Serban Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam di Muzium Topkapi Turki. Kerajaan Uthmaniyyah banyak mewarisi khazanah Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam.
.
.
Serban Hitam
Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam kerap dilihat mengenakan serban berwarna hitam.
“Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam memasuki kota Makkah pada waktu Fathu Makkah (pembebasan kota Makkah), Baginda memakai serban hitam.” (Diriwayatkan oleh Muhammad bin Basyar, dari Abdurrahman bin Mahdi, dari Hammad bin Salamah. Hadis ini pun diriwayatkan pula oleh Mahmud bin Ghailan, dari Waki, dari Hammad bin Salamah, dari Abi Zubair yang bersumber dari Jabir r.a.)
.
Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam juga suka berserban hitam ketika berpidato, bagi menunjukkan rasa rendah diri Baginda. “Sesungguhnya Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam berpidato di hadapan umat, Baginda memakai serban hitam.” (Diriwayatkan oleh Mahmud bin Ghailan dan diriwayatkan pula oleh Yusuf bin Isa, keduanya menerima dari Waki’, dari Musawir al Waraq, dari Ja’far bin Amr bin Huraits yang bersumber dari bapanya.)
“Saya pernah melihat Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam di atas mimbar, dan dikepalanya terdapat serban hitam yang Baginda Sallallahu Alaihi Wasallam julurkan kedua hujungnya di antara kedua bahu Baginda Sallallahu Alaihi Wasallam.” (Hadis diriwayatkan oleh Muslim r.a, Abu Daud r.a dan an-Nasaei r.a.)
Amr bin Huraits berkata: “Aku melihat serban hitam di atas kepala Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam.” (HR. Tarmidzi r.a.)
.
.
Minyak Rambut
Baginda juga pernah menggunakan minyak rambut sebelum mengenakan serban. Ibnu Abbas r.a. menyatakan: “Sesungguhnya Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam berpidato di hadapan ummat. Waktu itu Baginda mengenakan serban, dan serbannya ada kesan minyak rambut.” (HR. At-Tarmidzi dan Ibnu ‘Abbas)
.
.
Kedudukan Ekor Serban

Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam memakai serban dengan memulakan sebelah kanan dan membukanya dengan memulakan sebelah kirinya. Sewaktu berserban, biasanya Baginda Sallallahu Alaihi Wasallam melepaskan hujung serban ke belakang iaitu di antara dua belikat Baginda.
Dalam sebuah riwayat yang bersumber dari Ibnu ‘Umar ra. dikemukakan : “Apabila Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam memakai serban, maka dilepaskannya ujung serbannya di antara kedua belikat Baginda.” Kemudian Nafi’ berkata: “Ibnu ‘Umar juga berbuat begitu.” ‘Ubaidullah berkata: “Kulihat al-Qasim bin Muhammad dan Salim, keduanya juga berbuat demikian.” (HR. Tarmidzi. Diriwayatkan oleh Harun bin Ishaq al Hamdzani, dari Yahya bin Muhammad al-Madini, dari Abdul Aziz bin Muhammad, dari Ubaidullah bin Umar, dari Nafi’, yang bersumber dari Ibnu ‘Umar.)
Baginda Sallallahu Alaihi Wasallam juga ada melepaskan ekor serban kanan dan adakalanya ke kiri yang menjadi ikutan dan amalan alim ulama.
.
.
Topi Besi Rasulullah SAW
“Sewaktu Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam memasuki Kota Makkah (dihari Pembebasan), Baginda memakai topi besi. Kemudian ditunjukkan seorang yang sangat zalim kepada Baginda: “Itu Ibnu Khathal bersembunyi di dinding Kaabah (disebabkan takut).” Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda: “Bunuhlah dia!” (Diriwayatkan oleh Qutaibah bin Sa’id, dari Malik bin Anas, dari Ibnu Syihab, yang bersumber dari Anas bin Malik r.a.)
Ada sesetengah pendapat menterjemahan ‘topi besi‘ tersebut kurang tepat sebab yang dimaksud topi besi di sini adalah rantai besi yang dijalin rapi, dibuat dengan ukuran kepala kemudian dapasang di dalam kopiah.
.
.
والله أعلم بالصواب
(Hanya Allah Maha Mengetahui apa yang benar)

Heavenly Titles of The Naqsybandi Master

Sabtu, 12 Mei 2012

Heavenly Titles of The Naqsybandi Master
(Beberapa Gelar Surgawi dari Para Mursyid Naqsyabandi)

 
 



1. Sultanul Awliya Syaikh Abdullah ad-Daghestani q.s

~ 'Aynu l-wilayah al-'azali
~ Sirru l-Hayaati s-Sarmadaanii
~ Khaatimu l-Awliya
~ Sultaanul Awliya
~ Murshidu z-Zamaan
~ Syaykhu l-Awwaliin wal-Aakhiriin
~ Sahibu l-Sahiib
~ Waa 'ithu l-ummah
~ Murabbi l-'Aarifin
~ Qudawatul-Muhaqqiqiin
~ Sirru Sadaatinaa n-Naqshabandiiyyah
~ Muhami l-Mahshar
~ Tabibul Quluub
~ Hayaatu l-Wujuud
~ Shaiiru r-Rahmati al-Ma'ruuf bi-Naqiibi l-Ummah


2. Sultanul Awliya Shyaikh Nazim al Haqqani q.s

~ Al-imam r-Rabbani
~ Al-Ghawthu l-Haqqani
~ Murabbil 'Aarifin
~ Mu 'ayyidu d-din
~ Hujjatul Islam
~ Dhu l-Janaahayn
~ Al-Waarithu l-Kaamilu l-Khatimu l-Awliya
~ Mujaddidu Aakhiri l-'usuur
~ Imaamu r-Rijaali l-Malakuutiiyyah
~ Silatu Majma 'il-Bahrayn
~ Ghawthu z-Zamaan
~ Al-Qutbu r-Rabbaanii
~ Hujjatu-Llah
~ Khaadimu l-Ummati l-Muhammadiiyyah
~ Muhayyu d-Din
~ al-Mutasarrifu l-Kaamil
~  Al-Hasani al-Husayn
~ imaamu t-Turuqi s-Sufiyyah
~ Sultaanul Awliya



3. Qutb Mutasyarrif Syaikh Muhammad Hisyam al kabbani q.s

~ Thamiiru l-Haqq Zaynu l-'Aabidiin
~ Muraadu-Llaahi adh-Dhaakin
~ Hujjatu-Llaahi l-Mukhlis
~ Maddadu l-Haqq
~ lisaanu l_mutakallimiina 'Awnu l-Llaahi s-Sakhaawii
























Dosa Menyebarkan Fitnah Tidak Akan Mendapat Syafaat Nabi Muhammad saw

Rabu, 09 Mei 2012

Dosa Menyebarkan Fitnah Tidak Akan Mendapat Syafaat Nabi Muhammad saw
Qutub Mutasysyarif Mawlana Syaikh Hisyam Kabbani qs
Jakarta, 7 Mei 2012






A'udzu billahi mina'sy-shaytani 'r-rajim Bismillahi 'r-Rahmani 'r-Rahim.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ

Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. (QS. al-Hujurat: 6)

Kata-kata ini sebuah kebenaran, sebuah perintah untuk semua orang untuk digunakan, untuk mencek setiap berita buruk yang datang. Jika terjadi kebingungan dalam masyarakat karena berita buruk yang kalian dengar, dari orang yang korup, maka jangan membuat fitnah dan menyebarkan fitnah itu. Wahai manusia jika seseorang yang buruk (korup) datang kepadamu dengan berita yang buruk dan palsu yang dia bawa dan menuduh seseorang terhadap sesuatu yang tidak mereka lakukan, maka periksalah berita itu terlebih dahulu, karena dengan begitu maka kalian tidak akan terjatuh ke dalam dosa besar (fitnah), yaitu dosa fitnah karena kalian percaya terhadap berita buruk yang kalian dengar dari orang yang buruk itu dan turut menyebarkannya.

wa laa tajassasu wa laa yaghtab ba`dakum ba`da ayyuhibu ahadakum an yaakulu laham akhihi maytan.

Janganlah memata-matai saudaramu, dan janganlah kalian menjelek-jelekkan satu sama lain. Apakah kamu ingin memakan daging mentah, bangkai saudaramu yang sudah mati? Dan Allah tidak suka dengan hal itu. Laa yaghtab ba`dakum ba`da. Jangan menjelek-jelekkan satu sama lain, jangan bicara buruk tentang satu sama lain, karena dengan itu Allah akan menempatkan kalian di bawah hukumanNya dan mengambil seluruh hasanat (kebaikanmu) dan memberikan kebaikan amal ibadahmu kepada orang yang kalian dzalimi, dan mengambil keburukan dosa-dosa orang yang kalian dzalimi dan diberikan kepadamu.

Memfitnah hukumannya lebih berat dari ketidaktaatan. Fitnah akan menyebabkan hukuman yang lebih berat dari Allah. Allah swt menghukum lebih berat orang yang membuat fitnah daripada orang yang membuat dosa besar. Karena fitnah akan menciptakan kebingungan. Fitnah akan menciptakan situasi dimana banyak orang akan terjatuh dalam dosa fitnah itu tanpa mengetahui bahwa mereka telah jatuh kedalam perangkap setan, dan tidak ada jalan keluar bagi orang yang membuat fitnah. Tidak ada pengampunan bagi orang yang membuat fitnah. Itulah sebabnya Allah swt tidak suka dengan orang yang suka memfitnah.

Fitnah, ketika seseorang membuat fitnah, setelah itu terjadi maka orang percaya dan kemudian generasi baru yang datang, mereka pikir itu adalah kenyataan dan kebenaran maka kemudian situasi yang tercipta menjadi tidak ada yang berpikir bahwa cerita itu sebenarnya adalah fitnah. Jadi setelah 10-15 tahun orang-orang baru datang dan berpikir ini adalah realitas yang telah ditetapkan sebagai kebenaran, atau seseorang yang menuduh, mereka menganggap hal itu setelah beberapa waktu sebagai sebuah fakta kebenaran, tetapi pada kenyataannya adalah berita bohong. Maka tidak ada jalan keluar untuk mereka yang memfitnah, dan juga orang-orang yang menyebar fitnah, ini adalah Fatwaku, dosa orang yang memfitnah lebih besar dari dosa orang yang melakukan dosa besar.

Nabi (saw) berkata," Syafaa`ti li ahl al-kabaair min ummati, Syafaatku untuk orang yang melakukan dosa besar". Dan dari pemahaman hadits tersebut maka tidak akan ada syafa'at Nabi saw untuk orang-orang yang membuat fitnah. Sebagaimanba Iblis berada di bawah kutukan Allah swt, maka orang-orang yang membuat fitnah, mereka dikutuk seperti iblis. Jadi tidak ada yang bisa membawa orang keluar dari kutukan itu. Sebagaimana Nabi (saw) berkata, Fitna adalah tertidur dan Allah mengutuk orang yang membangunkan fitnah (menyebarkan fitnah). Itu untuk sesuatu yang benar terjadi. Lalu bagaimana dengan orang yang membuat sebuah cerita bohing dan menyebarkan kebohongan itu? Maka para pembuat fitnah berada di bawah kutukan Allah. Mereka menjadi seperti setan, tidak ada syafa'at baginya dan tidak ada syafa'at untuk setan.

Fitna itu tidur, maka jangan membangunkannya terutama bila fitnah itu baru sja terjadi. Ketika anda membangunkan fitnah, maka kau akan dikutuk. Dan berapa banyak dari kita mencoba untuk menyebarkan fitnah yang sebenarnya tidak ada dan itu tidak benar. Itulah sebabnya Sayyidina 'Ali (ra) berkata, tutup mulutmu, diam itu lebih baik. Sayyidina Abu Bakar as-Siddiq (ra), beliau menaruh batu di mulutnya untuk tidak berbicara, karena segera setelah kalian berbicara, akan membuatmu terjatuh ke dalam fitnah. Jika kalian tidak berbicara tentang Islam atau tentang agama, maka kalian akan berbicara mengenai masalah dunia, maka dengan segera membuat kalian jatuh ke dalam fitnah.

Itulah sebabnya Allah swt ingin kita menjadi sadar, dan itulah sebabnya Dia mengatakan dalam Al Qur'an: Jangan menjelek-jelekkan satu sama lain. Lalu kalian akan menerima kutukan yang sama. Allah mengutuk orang yang membawa fitnah itu menyebar. Maka akan lebih baik untuk tetap diam di depan orang yang menyebar fitnah, karena Allah mengutuk orang yang membawa fintah keluar, kalian menjadi seperti Iblis. Jadi jika kalian bukan dari golongan Awliyaullah, dimana Allah swt berfirman: Awliya Allah, sesungguhnya mereka tidak ada rasa takut tidak juga mereka bersedih hati. Maka janganlah kalian terjatuh ke dalam fitnah.

Mengapa orang berkelahi satu sama lain? Karena fitnah dan gibah. Mereka berkelahi karena seseorang memfitnah orang yang tidak bersalah, sehingga mereka berkelahi. Jadi itulah sebabnya maka Nabi (saw) berkata, "Tanda orang munafik ada tiga,

(1) Ketika dia berbicara dia berdusta,
(2) Ketika dia dipercayai amanah ia mengkhianatimu. Berapa banyak kita mengkhianati satu sama lain. Kami mempercayakan mereka dengan rahasia kami dan mereka mengkhianatimu dengan membuka seluruh rahasia kita. Kami mempercayakan mereka dengan satu kata dan mereka mengkhianati kita.

(3). Jika dia berjanji, dia melanggar janjinya.

Bahkan jika dia mengklaim bahwa dia telah salat dan puasa, jika dia memfitnah dan menggunjing, maka dia akan dikutuk. Itu berarti bahwa seseorang yang munafik yang pikirannya hanya untuk membuat dan menyebarkan fitnah, bahkan senadainya kisah keburukan itu benar tetap kalian tidak diperbolehkan untuk menyebarkannya. Dan bagaimana dengan fitnah yang tidak benar? Allah (swt) mengatakan, bertabayunlah, periksalah, verifikasi lebih dahulu, dan jika Anda tidak memeriksanya kemudian percaya dan menyebarkannya, maka kau juga akan dikutuk karena telah membawa fitnah itu keluar.

Siapapun yang membuat fitnah, gibah dan mengguncing, maka dia tidak dapat masuk surga. Dia adalah orang yang bangkrut, bahkan jika ia berdoa dan puasa. Nabi saw bertanya kepada para sahabat, "Siapakah orang yang bangkrut?" Dan mereka berkata, "Mereka yang tidak memiliki kekayaan." Dan Nabi saw berkata, "Bukan itu, dia adalah orang yang tidak lagi memiliki amal ibadah." Dan mereka bertanya, "Bahkan jika mereke sudah mengerjakan salat dan puasa?" Dan Nabi (saw) berkata, "Bahkan jika dia salat dan puasa, karena seluruh perbuatan baiknya akan diberikan kepada mereka yang dia zalimi, dia fitnah dan gibah, bahkan perbuatan buruk orang yang dia fitnah dan dia tindas akan diberikan kepadanya."

Janganlah kalian memfitnah, karena bisa saja fitnah itu menjadi "Kisah Nyata yang Dianggap Orang Sebagai Kebenaran". Sehingga tidak dapat terhapus dari zaman ke zaman, padahal semua itu hanya berasal dari hasad, iri hati dan dengki. Jangan memecah belah persaudaraan dalam komunitas kalian dengan fitnah, jangan membuat umat terpecah, karena setan telah memasukkan kedalam hatimu untuk membuat fitnah dan memecah belah masyarakat.

Tanda orang Munafik, jika ia berbicara ia berbohong. Ada banyak sekali kebohongan saat ini. Bahkan di zaman Nabi (saw). Orang-orang Munafik mencoba menuduh Sayyidah Aisyah untuk membuat Nabi (saw) kesal dengannya. Dan Nabi (saw) tidak berbicara dengan Siti Aisyah sampai ada wahyu (berita) bahwa ia tidak bersalah datang dari langit. Dan Allah swt mengutus Malaikat Jibril (as) untuk memberikan kabar tentang kesucian Siti Aisyah ra. Hal itu adalah untuk mengajarkan kepada kita umatnya. Karena Nabi Muhammad (saw) sendiri sebenarnya sudah mengetahui fitnah ini, tetapi beliau tidak berbicara hanya untuk mengajarkan ummatnya.

Manusia sangat sulit untuk menahan dirinya untuk tidak menyebar fintah dan gosip, dan mereka senantiasa membuat fitnah dan gibah bahkan mereka mencoba untuk memfitnah orang-orang yang sangat dekat dengan Nabi (saw), yatitu Siti Aisyah ra, istri beliau saw. Dan Allah mengirim berita dari langit bahwa Siti Aisyah ra tidak bersalah. Mereka yang memfitnah ini adalah orang-orang munafik yang akan dihukum sangat keras. Apapun yang mereka lakukan, maka tidak ada ampunan bagi mereka. Sangat banyak orang Munafiq dari ummat hari ini. Ketika mereka berbicara mereka berdusta. Jika mereka bergibah dan melempar fitnah kepada seseorang, maka orang yang di fitnah tersebut tidak akan mengampuni mereka sampai mereka mengambil semua hasanaat, semua kebaikan dan amal ibadah orang yang memfitnah di Hari Mahsyar nanti (Hari Pengadilan).

Di Eropa didepan pintu pagar mereka banyak ditulis "Awas Ada Anjing!". Dan Mawlana Syekh Nazim qs dalam berbagai ceramahnya mengatakan, mengapa kalian hanya memasang peringatan,"Awas Ada Anjing" gantilah dengan "Awas Ada Setan". Saya hari ini mengatakan ambil dan tulis juga "Awas Orang-Orang Munafik" Karena begitu banyak manusia munafik hari ini, dan kalian tidak dapat mengenali mereka, karena mereka juga melakukan salat dan puasa. Nabi (saw) mengatakan jangan memfitnah dan gibah (gosip) karena kalian akan bangkrut dan tidak ada amal ibadah kalian yang tersisa.

Semoga Allah SWT mengampuni orang-orang munafiq ini dan membawa mereka kembali menjadi normal dan membuat mereka menyadari bahwa mereka telah menuduh secara salah orang yang tidak berdosa,yang mereka tuduh. Dan semoga Allah mengampuni mereka dan mengampuni kita semua dan semoga Allah menjauhkan mereka dari kebohongan dan menjauhkan kita dari kebohongan. dan semoga Allah memberikan kita semua agar diberikan kedamaian dan ketenangan.

Pada akhirnya saya ingin mengatakan besok adalah hari ke-40 dimana saudara kita Shah HRH Raja Ashman qs yang meninggal dengan cepat, dan dia diberikan keindahan surga yang terbaik, Beliau meninggal setelah dzikrullah pada Kamis malam Jumat atau pagi dinihari pada hari Jumat jam 1 malam, dan siapapun yang meninggal pada hari Jumat maka mereka akan berada langsung di surga. Kami senang bahwa kami adalah saudara dan teman-temannya, beliau selalu membuka jalan bagi tarekat ini di Malaysia dan di negara-negara Timur Jauh.

Semoga Allah memberkati Raja Ashman Shah qs, dan dia meninggalkan dunya ini sebagai Quthb al-Aqtaab, seorang Wali Besar, dan semoga Allah memberkati dia dan keluarganya dan semoga Allah memberkati kita untuk senantiasa berada di dekat Nabi Muhammad (saw) dan berada di dekat awliyaullah, dan terutama dekat dengan guru kami Mawlana Syaikh Muhammad Nazim al-Haqqani qs. Dan kita mengirim berkah dari pembacaan maulid dan dzikir malam ini untuk saudara kita almarhum HRH Raja Ashman Shah qs

Wa min Allah at Tawfiq

SEJARAH TA 'WIZ NAQSHABANDI SYAIKH ABDULLAH AD DAGESTANI YANG LANGSUNG DIBERIKAN OLEH NABI SAW

SEJARAH TA 'WIZ NAQSHABANDI SYAIKH ABDULLAH AD DAGESTANI
 YANG LANGSUNG DIBERIKAN OLEH NABI


 
Diceritakan oleh Qutb Mutasyarif Maulana Syaikh Muhammad Hisyam Al-Kabbani Ar-rabbani

Dulu, ketika saya masih muda, Grandsyekh Abdullah al-Faiz ad-Daghestani biasa memberikan orang—tidak semua orang, tetapi orang-orang yang sungguh mempunyai mata jahat pada diri mereka atau mereka telah diserang oleh jin jahat atau setan dari golongan jin dan ins (manusia), dan mereka yang mempunyai masalah, beliau biasa memberikan mereka sebuah ta’wiz dengan tulisan melingkar dan orang-orang mengambilnya dan mendapatkan banyak manfaat.

Grandsyekh mengatakan kepada kami di dalam sebuah suhbat, bahwa beliau diperintahkan untuk tidur, untuk beristirahat, dan karena beliau tinggal di Jabal (pegunungan) Qasyoun di Syam, Damaskus, di puncak gunung, dan di sana tidak ada rumah kecuali rumah beliau. Beliau berkata bahwa di pegunungan itu terdapat banyak jin yang tugasnya adalah melindungi Syam asy-syariif, dan beberapa jin jahat suka datang untuk menyerang jin mukmin. Beliau diperintahkan untuk beristirahat, berbaring dengan memegang sebuah pena pada tangannya. Dalam keadaan antara sadar dan tidur, beliau melihat Nabi Muhammad saw memberinya sebuah bacaan ta’wiz kepadanya dan beliau menuliskannya sebagaimana yang didiktekan kepadanya. 
 Beliau menuliskannya dalam bentuk melingkar sehingga bacaan-bacaan itu mengelilingi satu sama lain hingga mencapai tengah. Di dalam visi spiritualnya Nabi Muhammad saw mengatakan kepada beliau (syaikh Abdullah) bahwa Ta’wiz (rajah) ini akan melindungi orang yang memakai/memegangnya). Karena ia mengandung Asmaul Husna dan Nama-Nama yang indah dari Sahabat Nabi lainnya serta nama-nama beberapa orang suci lainnya, di mana Allah telah memberi izin bagi orang-orang ini untuk menangani orang yang terkena ilmu hitam, atau suatu kejahatan, dan tulisannya adalah sebagai berikut:
tawiz Grandsyekh `Abdullah al-Fa'iz ad-Daghestani

laa ilaaha ill ‘Llah Muhammad rasulullah shall-allahu `alayhi wa sallam wa `ala alihi wa shahbihi wa sallam, ya Rahman ya Rahim ya Musta`an, ya Allah; ya Muhammad sall-allahu ta`ala `alayhi wa sallam wa `ala alihi wa sahbihi wa sallam, ya Aba Bakr, ya `Umar, ya `Utsman, ya `Ali (r), ya Hasan, ya Husayn, ya Yahya, ya Halim, wa laa hawla wa laa quwatta illa billah il-`aliyyi’l-`azhim, Syahamatu ’l-Fardani, Yusuf ash-Shiddiq, `Abdur-Rauf al-Yamani, Imamu ‘l-`Arifin Amanu’l-Haqq, Lisanul-mutakallimin `Awn’Llah as-Sakhawi, `Araf at-Tayyar, al-Ma`ruf bi-Mulhan, Burhanu’l-Kurama Ghawtsi’l-Anam, ya Shahib az-Zaman, ya Shahib al-`Unsur, ya Khidr.

Beliau menuliskannya sebagaimana yang didiktekan kepadanya dan beliau diperintahkan untuk menuliskannya dan kemudian memberikannya kepada orang-orang untuk menghancurkan pengaruh syayatin (maradatul-jinn, jin kafir yang disebut maradat) untuk melindungi orang dari serangannya dan melindungi sang pemakai dari mata jahat (hasad) dan berbagai kesulitan.

Lebih jauh lagi, orang yang menuliskan ta’wiz ini harus menuliskannya dengan tinta zafaran (saffron) dan menggunakan pena logam (stylus). Pena itu harus dicelupkan di dalam tinta saffron dan itu harus dituliskan oleh seorang anak, baik laki-laki atau perempuan yang belum mencapai akil balig agar lebih efektif. Hal itu karena sesuatu yang murni harus dilakukan oleh seseorang yang murni pula. Sesuatu yang murni tidak dapat dituliskan oleh seseorang yang tidak murni karena itu tidak akan mempunyai efek tertentu. 
Jadi Grandsyekh Abdullah Ad-Dhagestani biasanya memerintahkan seseorang untuk menuliskannya dan saya tidak menyembunyikannya dari kalian, bahwa ia adalah Hajah Naziha (istri syaikh Nazim), semoga Allah memberinya syifa dan umur yang panjang. Ia adalah orang yang menuliskan semua ta’wiz ini (juga dikenal sebagai ruqya atau hijab) dari Grandsyekh Abdullah. Hajah Naziha biasanya mengambil wudu terlebih dahulu, lalu menuliskannya, dan ia menuliskannya sejak usia 7 tahun hingga mencapai akil balig. Kemudian Grandsyekh akan membagikannya kepada orang-orang yang memerlukannya.

Kini, karena banyak sekali orang yang datang dengan masalah-masalah ilmu hitam, dan masalah besar lainnya, mereka menggunakan printer untuk memperbanyak ta’wiz, dan alhamdulillah dengan rahasia yang berada di dalamnya, ta’wiz itu tetap efektif walaupun itu bukan tulisan tangan. Orang-orang yang memerlukannya, dapat memintanya dan kami akan mengirimkannya kepada mereka.

Saya juga cukup merasa positif, jika mereka berada di Pakistan, Inggris, Amerika Serikat, Indonesia, Afrika Selatan, Kanada, atau di daerah lain, mereka dapat menghubungi Naqsybandi Center terdekat dan mendapatkan ta’wiz itu.

Namun demikian, jika mereka masih memerlukan bacaan lainnya, tergantung pada kondisi masing-masing, dan pada masalah yang mereka hadapi, mereka dapat mengirimkan permintaannya kepada kami dan kami akan memberikan apa yang harus mereka baca.

Itu adalah satu aspek, dan khusus bagi orang ini yang bertanya, Mawlana Syekh Nazim menginformasikan kepada saya sekarang agar Anda membaca 3 Surat al-Ikhlash, Surat al-Falaq, Surat an-Nas. Ketika sampai pada bagian wa min syarri’n-nafatsati fil-`uqad, tiupkan pada diri Anda sendiri dan insya-Allah diakhiri dengan membaca satu Surat al-Fatiha dan Anda akan selamat dari ilmu hitam yang menimpa Anda dan Wa’Allahu `alam bish-shawab.

Allah SWT Menurunkan 103 Kitab (suci) Nya

Selasa, 08 Mei 2012


   Allah SWT Menurunkan 103 Kitab (suci) Nya





 Disebutkan bahwa Allah berfirman kepada Sayyidina Musa (as), "Aku telah menurunkan 103 kitab (suci)" Ada berapa kitab suci? 103 kitab suci. 50 diturunkan kepada Sayyidina Sits (Seth) dan 30 kepada Idris (Enoch) (jadi jumlahnya 80) dan 20 kepada Sayyidina Ibrahim (as) (jumlahnya menjadi 100) dan Tawrat, Aku turunkan kepadamu, dan az-Zabuur (Psalms) Aku turunkan kepada Sayyidina Dawud (as) dan Bibel (Injiil) kepada Sayyidina 'Isa (as) dan Aku menyebutkan setiap ciptaan yang Aku ciptakan di dalam kitab-kitab suci ini, dan Aku sebutkan semua ciptaan dan Aku akan menyebutkan semua yang ada di kitab-kitab suci ini (103 kitab, dan salah satunya adalah Sayyidina Musa (dengan kitab yang terdiri dari 1000 surat, dan setiap surat terdiri dari 1000 ayat, dan kitabnya Sits dengan berapa banyak ayat dan Idris dengan berapapun ayatnya, dan Sayyidina Ibrahim (as) dan Sayyidina 'Isa (as)) dan Aku akan mencakupnya semuanya di dalam kitab sucinya Sayyidina Muhammad (s), yaitu kitab suci Al-Qur'an. Dan Aku akan meletakkan semuanya itu ke dalam 114 surat di dalam kitab suci al-Qur'an.

Wahai Muslim, lihatlah betapa Allah mencintai kita, mencintai umat an-Nabi (s) dan mencintai kalian, mengarahkan kalian ke tempat ini dan kepada Sultan ini, Syekh dari para Masyeikh, Sultan al-Awliya.

Dan Allah berfirman, Aku akan meletakkan semua yang ada di dalam kitab suci ini ke dalam 114 surat dan Aku akan membaginya ke dalam 30 juz dan setiap juz dibagi dalam 7 bagian, seperempat, setengah, tiga perempat, dan makna dari tujuh ini adalah Surat al-Fatiha, Pembuka dari Kitab, dan Aku akan meletakkan rahasia-rahasia dari kitab suci al-Qur'an di dalam 7 ayat ini dan Aku akan meletakkan semua makna ayat ini di dalam 7 huruf. Dan Sayyidina Musa (as) bertanya, huruf apa saja itu? Dan Allah menjawab ketujuh huruf ini adalah Rahasia Penciptaan, Aku akan memberikannya kepada Sayyidina Muhammad (s) di dalam Surat al-Fatiha. Dan huruf apa sajakah itu? Bismillah.

[dikutip dari khotbah Jumat Mawlana Syekh Hisyam Kabbani (q), 13 April 2012]

Raja Ashman Shah qs di dalam Maqam 40 Wali Tinggi (Arbain)

Jumat, 04 Mei 2012



Raja Ashman Shah qs di Dalam Makam 40 Wali Tinggi (Wali Arbain)
Sultan Awliya Mawlana Syaikh Nazim Adil Haqqani qs
1 Mei 2012 – Lefke Cyprus



Audzubillahi minas syaithanir rajim, Bismillahir Rahmaanir Rahim

Ketika Raja Asman meninggal dunia, (Semoga Allah merahmati ruhnya), kesehatan Mawlana Syaikh Nazim qs sangat tidak stabil sehinga kami tidak menginformasikan kepadanya tentang wafatnya Raja Ashman Shah qs yang merupakan berita yang sangat sedih.  Hari ini ketika Syaikh Bahaudin menceritakan kepada ayahnya (Mawlana Syaikh Nazim qs) untuk mendapatkan berkah dari Raja Asman Shah qs yang merupakan Wali Arbain (40 Wali Tinggi), tetapi sebelum Syaikh Bahaudin menceritakan hal tersebut Mawlana Syaikh Nazim qs lebih dahulu mengungkapkan Maqom (Tingkatan Spiritual) Raja Ashman dimana beliau, Raja Ashman terlihat berada di Sham (Damaskus).

Mereka mengatakan bahwa tubuh Raja Ashman tidak ada di Malaysia tetapi telah dipindahkan ke Sham (Damaskus). Dan mereka melihatnya di Sham (Damaskus). Raja Asman qs, posisi spiritualnya adalah bagaikan Naga, katakan apa yang kukatakan ini dengan detail kepada Sultan dan Ratu, Bapak dan Ibunya. Dia (Raja Ashman Shah) adalah bagian dari kami, dan  dia akan bersama Sayidina Mahdi  as. Karena maqom belaiu adalah salah seorang dari Wali Arbain (Wali 40). Saya belum pernah mengatakan hal ini kepadamu Bahaudin.

Katakan kepada mereka bahwa mereka akan melihatnya kembali bersama kedatangan Sayidina Mahdi as, dan kau diperkenankan untuk ke Malaysia untuk menceritakan kepada mereka. Mereka, para Ahlul Ghayb telah membawanya dari Temong Perak, saya mengetahui tempatnya dimakamkan dilembah diantara hutan, saya mengetahuinya. Saya menyadari ketika kau mengatakan kepadaku saat lalu bahwa akan pergi jauh selama 1-2 hari. Maka segera saya mengirimkan salam kepadanya dan bertanya apa yang terjadi. Dan saya menyelidiki untuk mengetahui apakah yang terjadi. Dan Raja Ashman berkata, bahwa kerajaan ini jauh lebih besar dan lebih mulia dari kerajaan kami. Dia Raja Ashman akan datang kembali bersama Sahibul Zaman Sayidina Mahdi as.Dia meninggal begitu saja dengan cepat tanpa apapun. Spiritualnya bagaikan Naga.

Syaikh Bahaudin : Bagaimana kalau dia diberikan gelar Sultan Qulub, Sultan of The Heart.

Mawlana Syaikh Nazim qs : Baik, ok. Dia adalah orang yang rendah hati semenjak saya berjumpa pertama kali dengannya ketika ia datang kepadaku di London. Saya melihat kepadanya, dan saya duduk dikursi seperti ini, sedangkan dia duduk dilantai. Mereka berkata kepadaku, ”Yaa Mawlana, tahukah engkau siapa dia?”. Dan aku balik bertanya kepada mereka,”Siapakah dia?”.  Mereka mengatakan bahwa dia adalah putra Sultan, Yang Dipertuan Agong Malaysia. Dan aku berkata, bagaimana kalian membiarkan seorang anak Sultan duduk di lantai seperti itu, malulah kalian, cepat berikan dia tempat duduk”.  Dan mereka memberikan kursi kepadanya.

Dia (Raja Ashman qs) bukanlah orang biasa. Dia sekarang mengawasi dari Timur Jauh (Syam). Mereka mengatakan bahwa mereka melihatnya berada di Syam. Bagaimana dia tidak berada disana bahkan jika dia mau, dia dapat melangkah dengan satu langkah dan terlihat di Malaysia, tetapi hal ini akan menimbulkan kegemparan disana.  Oleh karena itu tidak diijinkan baginya untuk berada di Malaysia. Sekarang dia bersama Sayidina Mahdi as. Maka mereka tidak perlu khawatir. Dia bersama 40 Wali Besar (Arbain). Huuuuu… dia dapat mencapainya, dia orang yang suci.

Seseorang membisikkan ketelingaku, dan bukan aku tidak memberikan perhatian terhadap hal ini, aku hanya tidak memberitahumu. Ketika kau katakan dahulu bahwa kau akan pergi ketempat yang jauh (melayat ke Malaysia) untuk beberapa hari. Maka saya tidak mengatakan apapun. Meskipun demikian, hanya ada tiga orang yang dapat melihatku berada  di Temong, Perak Malaysia saat pemakamannya, dan mereka menghormatiku dan mencintaiku. Raja Asman melihatku, dia berasal dari keturunan Raja-Raja. Dia dapat menjadi Sultan disana tetapi dia tidak tertarik dengan hal itu.

Dan disini (secara spiritual) tidak ada yang dinamakan kematian. Para Ahlul Ghaib, yang tak terlihat telah membawanya dari sana, katakan kepada Sultan agar dia tidak perlu takut dan khawatir.  Jika dia tidak takut aku dapat mengirimkannya kembali disampingnya. Tanya kepada Sultan, apakah aku perlu mengirimkannya kembali disampingnya? Katakan kepadanya untuk tidak perlu khawatir sama sekali.

Syaikh Bahaudin : Sultan telah berniat dan memutuskan bersama Raja Muda, untuk tetap menjaga tariqat Naqshbandi disana. Dan mereka mendeklarasikan bahwa Tariqah Naqshbandi adalah Tarikahnya Kesultanan Perak, baik secara spiritual maupun material.

Mawlana Syaikh Nazim qs : Ini sangat Ajaib, ini berkah dari kekuatan Raja Ashman qs.

Syaikh Bahaudin : Mereka berharap mudah-mudahan Mawlana dapat datang kesana dan kami tetap melanjutkan untuk mengembangkan Tariqah ini kata mereka.

Mawlana Syaikh Nazim qs : Katakan kepada Sultan dan Raja Muda bahwa mereka adalah keturunan dari darah yang suci Baginda Nabi saw, mereka berasal dari Sulala at-Tahira, Ahlul Bayt. Tetapi ibunya banyak menangis.

Syaikh Bahaudin : Saya mengatakan kepada Permaisuri Ratu agar berdzikir Subhanim Allah, Sultanim Allah Nabim Muhammad Alayhi Salam. Dan Ratu mengatakan betapa indahnya dan melodinya terdengar sangat manis. Dan kemudian beliau merasa lebih gembira.

Mawlana Syaikh Nazim qs : Begitu banyak rahasia disana, tetapi siapa yang dapat mengetahui rahasia ini. Seseorang mengatakan bahwa mereka melihatnya (Raja Ashman Shah ) berada di Sham (Damaskus), karena ada sesuatu yang harus dikerjakan disana sehingga dia berada disana. Saya duduk di sini dengan usia tua, dan apakah yang masih dapat saya kerjakan?

Mereka bertanya kepada saya, apakah yang dapat kau kerjakan Syaikh?. Dan aku mengatakan kepada mereka bahwa aku hanya bisa memarahi mereka yang datang kesini dan pergi. Saya bertanya kepada mereka darimana kau dapat ijin masuk kesini. Dari Bahaudin, kata mereka. Bahaudin pergilah kau ke Malysia, dan berikan kepada Ibu Permaisuri tasbih panjang ini, (500 butir tasbih berwarna hijau). Agar dapat mengalihkan kesedihannya dan tasbih ini sangat indah,

Syaikh Bahaudin : Insya Allah Raja Alina akan datang mengunjungimu disini.

Mawlana Syaikh Nazim qs : Bagaimana kabar istrinya (Raja Ashman) dan anak-anaknya?

Syaikh Bahaudin : Alhamdulillah mereka baik dan sangat sabar.


Mawlana Syaikh Nazim qs : Katakan kepadanya bahwa dia akan dapat melihatnya kembali bersama datangnya Sahibul Waqt, Sayidina Mahdi as. Dan Raja Ashman dia berada diantara para Raja. Oleh karena itu ketika Sultan Abdullah II dari Jordan muncul, maka Raja Ashman akan bersamanya dan menaklukan setiap wilayah satu persatu. Banyak peristiwa yang akan terjadi tetapi tidak ada yang menaruh perhatian.

Dan saya hanya dapat duduk disini dan menyumpahi setiap yang datang dan pergi. Akan ada banyak perubahan yang terjadi dan Raja Ashman adalah penjaga di Timur Jauh. Apakah Sultan Brunei datang saat pemakaman Raja Asman Shah?

Syaikh Bahaudin : Dia tidak datang karena Raja Ashman langsung dimakamkan tanpa menunggu apapun.

Mawlana Syaikh Nazim qs : Karena mereka Ahlul Gaib dengan segera mengambilnya dan memindahkannya (ke Syam).

Syaikh Bahaudin : Ratu mengatakan bahwa selama 25 tahun saya tidak menyadari apa yang telah dikerjakan anakku (Raja Ashman) dan baru kemarin aku menyadarinya bahwa banyak sekali kemajuan dan pekerjaan besar yang telah dia kerjakan selama masa hidupnya.

Mawlana Syaikh Nazim qs : Ibunya sangat kuat
Syaikh Bahaudin : Sultan juga sangat kuat. Dan saudaranya mengatakan bahkan Sultan terlihat lebih segar.

Mawlana Syaikh Nazim qs : Ketika Allah mengambilnya, maka kemudian dia memberikan Sultan kekuatan dari kekuatannya (Raja Ashman).

Syaikh Bahaudin : Hanya Raja Muda yang sangat bersedih


Mawlana Syaikh Nazim qs : Katakan kepadanya untuk tidak takut. Tidak ada yang akan menyakitinya. Alhamdulillah wa kafa. Ketika dia meninggal, maka Ahlul Gaib langsung mengambilnya. Tidak ada yang dinamakan kematian. Dan katakan kepada mereka bahwa mereka akan dapat melihatnya ketika Sayidina Mahdi as datang. Dia akan memperkenalkan diri dan identitas dirinya. Daulat Tuanku, inilah Kesultanan yang sejati.

Raja Ashman mendapatkan kekuatan yang sejati saat ini. Alhamdulillah. Dia sangat kuat, dan kekuatannya sangat ajaib. Mereka adalah orang-orang pilihan yang terpilih. Mereka berkumpul bersama. Berikan Fatiha untuk posisi spiritualnya. Ini adalah sebuah tanda akan datangnya banyak perubahan ketika dia mengambilnya. Bahaudin, ajarkan aku menari dan aku merasakan perasaan yang ajaib. Semoga Allah mengampuniku.   

Wa min Allah at Tawfiq



Sumber : www.sufilive.com
Translate by Sh. Arief Hamdani

The Greatness of Salawat on Prophet Series Vol.13

Sabtu, 14 April 2012


Introduction to Sultan adh-Dhikr
The Greatness of Prophet (s) Series, Vol 13
Mawlana Shaykh Hisham Kabbani
12 April 2012 Lefke, Cyprus
Suhbah after Zhuhr Salaat

We are very happy today that we have with us Mawlana's son, Sidi Shaykh Muhammad Adil.
A`oodhu billahi min ash-Shaytaani 'r-rajeem. Bismillahi 'r-Rahmaani 'r-Raheem.
Nawaytu 'l-arba`een, nawaytu 'l-`itikaaf, nawaytu 'l-khalwah, nawaytu 'l-`uzlah,
nawaytu 'r-riyaadah, nawaytu 's-sulook, lillahi ta`ala fee haadha 'l-masjid.

As-salaamu `alaykum wa rahmatullahi wa barakatuh. Yesterday we completed clarification of a series of different matters, some issues that had recently been a little misunderstood. And we spoke in the previous lectures about the Greatness of the Prophet (s), which we were going to explain further, and we mentioned yesterday that there are thirty-nine different categories of benefits on Muslims from reciting salawaat on the Prophet (s). But first I would like to say that the Holy Qur'an is Allah's (swt) Ancient Words, and that is why Ahlu ’s-Sunnah wa ’l-Jama`ah and most of the Muslims - other than Imam az-Zamaskhari and some scholars [of other Muslim doctrines] - say that the Holy Qur’an is ghayra makhlooq, not created. Just as Allah's Beautiful Names and Attributes describe the Essence of Allah, the Holy Qur'an is Allah's Ancient Words and it is not created as an entity; the Holy Qur'an is Allah's Words revealed to the Prophet (s). Most scholars believe that and it is one of the obligations to be Muslim.

The reason I am bringing this up is to relate a story which happened in the time of Sayyidina Musa (a). Prophets like to travel and awliyaullah inherit from them, so they also travel. That is why we recorded in the book Classical Islam and the Naqshbandi Sufi Way that Mawlana Shaykh Nazim's, may Allah (swt) give him shifa`ah, whole life has been a journey of traveling by body or by soul, as awliyaullah can also travel by soul. Many people have seen him, although physically he may not have moved, but in spirit he went somewhere and people who know him have seen him and there are a lot of examples of that.

One example that I can mention took place in the early 1980s when the Prime Minister of Lebanon, along with the governor of the city, came to visit Mawlana Shaykh Nazim, who normally stayed with me in Lebanon. They invited Mawlana Shaykh to go to Hajj, and everyone knows this story. Mawlana said, “This year I am busy and cannot go.” Although he made Hajj physically twenty-seven times and I also heard that he made Hajj forty times, that year he said, “I am not going.” He was in our home in Tripoli; after the Israeli invasion of Beirut in 1982 we moved to Tripoli from Beirut. He didn't agree to go with them to Hajj, so they left. When you are invited by a prime minister or by the government of Hijaz, you will be given special treatment; it will be a very comfortable Hajj and you may even go inside the Ka`aba, pray there and wash the inside of the Ka`aba. But he didn’t go, stayed with us.

When the Hajj finished, the prime minister and the governor of the city returned, and after one week Mawlana Shaykh said, “Let us go and welcome them back and take gifts for them,” because we were very close to that prime minister, whose plane was shot down in the Lebanese war. And he said to Mawlana Shaykh, “Mashaa-Allah, Yaa Sayyidee! You didn't come with us, but you went with the other group!” We looked at each other and wondered what is he saying. There was another group of politicians from Lebanon that went to Hajj separately, and the prime minister and the governor of Tripoli said to us, “Mashaa-Allah you liked their invitation more than our invitation, and we had that beautiful conversation around the Ka`aba and made that du'a behind you.” We were shocked, but a wali is a wali, cannot change. If Allah (swt) wants to give wilayah to someone, He will give, regardless of their actions.

What about Mawlana Shaykh Nazim (q), someone who spends day and night in da`wah, who all his life is bringing people to Islam and tariqah? So much so that even his sleep is da`wah as he separates from people and goes with his soul to wherever and to whomever Allah (swt) takes him! And we see this a lot today on the Internet: people take baya` and say, “We saw you, Mawlana!” And they are not seeing him just in dreams, but physically.

We were visiting Madinah, it was one o’clock in the morning, and a man came to us. I told Omar to take a picture quickly, and we were outside the Haram al-Madani, visiting relics of the Prophet (s) when one person of Ahlu ’l-Bayt came to us. He was two meters tall and I looked at him and he looked at me, and I thought of the description of Sayyidina al-Mahdi (a) that Grandshaykh `Abdullah ad-Daghestani (q) had given us, that “Sayyidina Mahdi is so tall and his hands extend down to his knees, and his hand is so big that you can place eight beans end-to-end across his wrist.” He looked like that person.

I looked at that man and said, “I know you.”
He said, “Yes, from twenty-five years ago, but I know your shaykh not just from twenty-five years ago but since the Day of Alastu bi-Rabbikum, “Am I not your Lord?”, The Day of Promises.”

I have his picture and it will attract you. His turban is three times bigger and wider than the normal Naqshbandi turban. This was outside the Muwaajaha (Holy Grave of the Prophet [s]) near Jannat al-Baqi`. So awliyaullah are in motion and their every breath is a motion. I explained to you the hadith from Bukhari and Muslim in the book, Baab az-Zakaat about when Allah (swt) created Sayyidina Adam (a) and stroked his back, and drips came. When Allah (swt) created Man, He created him with 360 points, and I explained in detail that we are not Buddhist. If Buddhists are taking from what the Prophet (s) is saying, they are taking because they see it’s perfection. We also mentioned the Prophet (s) said there are 360 mafsal, points, and that Egyptian doctors studied the human skeleton and found it consists of 360 points as the Prophet (s) had said.

Yesterday I was sitting with Mawlana Shaykh (q) and he said to me, “Why don’t you speak to them about the nine walis and the nine points that represent them?” Every point represents a wali, as mentioned in The Naqshband Sufi Way. Every one of these nine walis represent a point in the system of the human body and they are all part of the Golden Chain of whom there are 39 up to today, since you don't count the Prophet (s), but you count from Sayyidina Abu Bakr as-Siddiq (r). You may also exclude Sayyidina Abu Muhammad al-Madani (q) if you want, as he was not from the Naqshbandi Tariqah, but because he was Shaykh Sharafuddin’s uncle, for barakah he added him to the silsilah. Mawlana Shaykh said these nine awliyaullah have Sultan adh-Dhikr. What is the best dhikr?

افضل الذكر لا اله الّا الله
Afdalu 'dh-dhikri laa ilaaha illa-Llaah.
The best remembrance of Allah is to say,“There is no god but Allah.” (Tirmidhi)

And then to say, “Allah,” and after that best of dhikr is to recite salawaat on the Prophet (s). And the best of the best is the Holy Qur’an:

إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
Inna nahnu nazzalna ’dh-dhikr wa inna lahu la-haafizhoon.
Behold! It is We Ourselves Who have bestowed from on high, step by step, this reminder and behold, it is We Who shall truly guard it (from all corruption). (Surat al-Hijr, 15:9)

“We have revealed the dhikr,” means the Holy Qur’an and, “We are the One that protects it.” Now scholars say this means there will be no changes made to the Book, of course Allah (swt) will protect His Book, His Words!

وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيلَهُ إِلاَّ اللّهُ وَالرَّاسِخُونَ فِي الْعِلْمِ يَقُولُونَ آمَنَّا بِهِ كُلٌّ مِّنْ عِندِ رَبِّنَا
Wa maa ya`lamu taaweelahu ill ’Llah wa’r-raasikhoon fi ’l-`ilmi yaqooloon aamana bihi. kullun min `inda rabbinaa.
No one knows the interpretation of the Holy Qur’an except Allah (swt). And those who are firmly grounded in knowledge say: "We believe in the Book; the whole of it is from our Lord: (Aali `Imraan, 3:7)

But awliyaullah say, “We believe,” and that’s why Allah inspires them. That’s why you see there are hundreds of tafseer of the Holy Qur'an, which differs from one scholar to another and similarly, the interpretation differs between different awliyaullah. If Allah (swt) is protecting His Holy Words, what is the Sultan adh-Dhikr? It is the Holy Qur'an, which is the Sultan of all dhikr that Allah Himself is protecting! And it means He is protecting it in the hearts of awliyaullah and giving to them realities and secrets according to their capacity they can carry.

So these nine awliyaullah that Grandshaykh (q) mentioned are nine in number, from Sayyidina Aba Yazid al-Bistami (q), all the way to Grandshaykh `AbdAllah (q) and to Mawlana Shaykh Nazim (q). And these nine points represent one wali on each point. In Naqshbandi Tariqah and other tariqahs there are seven lataa'if and there are five levels of the heart: qalb, sirr, sirr as-sirr, khafaa, and akhfaa. So Grandshaykh (q) said that Sultan adh-Dhikr is reading all of the Holy Qur'an with its secret. And Sayyidina Bayazid al-Bistami (q) was able to read the Holy Qur'an with its secrets only once in his life because there are 24,000 oceans of knowledge on every letter, and there are almost 350,000 letters in the Holy Qur'an and 6,666 verses, ayaat al-Qur’an.

Sayyidina Bayazid (q) was able to complete the Holy Qur'an in his life, not reading as we read; rather, you read one juz’ and you finish in thirty days or if you read three then you finish in ten days. When I used to go for taraweeh in Madinat al-Munawarrah, I used to go late because the imam of the mosque used to read one or one-and-a-half juz’ every night and finish Holy Qur'an by Laylat al-Qadr. And there was another group with Shaykh Abbas, who is Bukhari and Grandshaykh’s mureed who died at more than a hundred years of age.

I will tell you one story about Hafizh `Abbas Qaari from Uzbekistan. He used to slaughter lamb and feed so many dervishes, and we ate at his zawiyah. When he reached seventy years of age, he wanted to marry. His helper brought a lady for him to marry, and when she came to his house she was completely covered from head-to-toe; no one could see anything. He had a small apartment with one room, a bedroom, kitchen and bathroom, and his dargah was called Madrassat ash-Shoona, Waqf il-Bukhariyya, Trust of the Bukhari People. That lady married him and then she entered her room and never came out until she died twenty-seven years later! There was not even a window in that room. No one saw even one nail of her finger, and she spent twenty-seven years in that room and never came out until the day she died, and we took her to her janaza at Jannat al-Baqi`. Twenty-seven years! This is an example of who Shaykh `Abbas al-Qaari was.

There was one room there in the dargah, in which Grandshaykh (q) made a seclusion for one year, and Mawlana Shaykh (q) made seclusions in the room next to him, one for six months and another for three months, so a total of nine months. After the seclusion, it was the first Hajj we went on in 1967, Grandshaykh (q) said to Mawlana Shaykh Nazim, “Let them stay in your room where you made seclusion and teach them (Shaykh Adnan and myself) from the secrets of the Naqshbandi Way.” One secret was about the nine points. I forgot something: I used to pray taraweeh prayers with Shaykh Abbas during Ramadan and we took six hours! Not one-and-a-half hours, but six hours of taraweeh. We would finish the entire Holy Qur'an in three days, and some years we finished in five days. Your feet would become numb, you would be unable to stand anymore, and still Shaykh Abbas would be standing like a bird (light as a feather). He was a wali, a representative of Grandshaykh `AbdAllah ad-Daghestani (q).

If Shaykh Abbas is like that, then what do you think about Sultan al-Awliya, the one to whom we are connected? Are we lucky, or not? We are very lucky that he doesn't ask us to do anything, since he is carrying everything on his shoulders! In Salaat an-Najaat, the responsibility of the Shaykh is to take away all the sins of the mureeds and present them clean to the Prophet (s). Grandshaykh (q) used to say, “All mureeds pass before me one-by-one in five minutes and I take all their difficulties on me, and I present them to the Prophet (s).” This secret was passed to Mawlana Shaykh (q) through his arm when Grandshaykh (q) was in the hospital; he held Shaykh Nazim’s arm and poured everything from his heart into him, after which we were given permission to enter the room.

Whatever we say about awliya, we cannot give them their rights. Whatever we say is like a drop in the ocean. Don’t say, “He is sick.” Physically he is sick, but spiritually they are lions! Mawlana Shaykh Nazim (q) said he is the only mureed who made khalwah with his Shaykh, because usually they don’t accept that. He said when Grandshaykh (q) made du`a the whole building would shake, much like Sayyidina Yusuf al-Hamadani (q), by whose du’a the angels of the Throne used to tremble! Allah (swt) gave them power that we don’t see. They will never stop; even after death they are stronger and stronger, and in their life they are stronger and stronger!

Shaykh Bayazid al-Bistami (q) completed the Sultan adh-Dhikr once in his lifetime. Shaykh Sharafuddin (q) spoke to Turkish scholars who visited him in Rashadiyya, and they would say, “You are always giving importance to `AbdAllah Effendi.”

He asked, “Do you want me to tell you where he is putting his feet now, or where he will put his feet on Judgment Day (what his rank is now or on the Day of Judgment). Where he is putting his feet now, none of the awliyaullah from all time has entered! And if I tell you what his level will be on Judgment Day, you will not understand what I am saying! `AbdAllah Effendi didn't complete Sultan adh-Dhikr once, like Bayazid and other awliyaullah completed it many more times, but with every breath `AbdAllah Effendi takes he completes Sultan adh-Dhikr! Every time he inhales, he completes Sultan adh-Dhikr and every time he exhales, he completes Sultan adh-Dhikr with that power Allah (swt) gave to him! He completes it with all its secret oceans of Realities and knowledges and new information coming out to him!”

Grandshaykh (q) was like that for his whole life and he said, “I passed that secret to Shaykh Nazim.” So don’t underestimate the power of shuyookh! The power of shuyookh is not on our level. The Prophet (s) said:

إنما الأعمال بالنيات , وإنما لكل امرئ ما نوى , فمن كانت هجرته إلى الله ورسوله , فهجرته إلى الله ورسوله , ومن كانت هجرته لدنيا يصيبها أو امرأة ينكحها , فهجرته إلى ما هاجر إليه

Innama al-`amaalu bi ’n-niyyaat wa innamaa li kulli imrin maa nawaa. Man kaana hijratuhu ila ‘Llahi wa rasoolihi, fa hijratahu ila ma haajara ilayh, wa man kaanat hijratuhu ila dunya yuseebuhaa aw imraatan yankihuhaa fa hijratuhu ila maa haajara ilayh.

Verily actions are by intentions, and for every person is what he intended. So the one whose emigration was to Allah and His Messenger, then his emigration was to Allah and His Messenger, and the one whose emigration was for the world to gain from it, or a woman to marry him, then his emigration was to what he made it. (Bukhari and Muslim)

Innama al-`amaalu bi ’n-niyyaat, “Every action is according to intention.” If your intention was good to Allah (swt) and His Prophet (s), He knows. If he is coming to this house and to this heavenly, spiritual, angelic maqaam on earth from heaven, his intention has to be clean or else what is the benefit? Man kaana hijratuhu ila ‘Llahi wa rasoolihi, fa hijratahu ila maa haajara ilayh, if your intention is to come here for Mawlana Shaykh and the barakah that he represents, not for any dunya benefit, Allah knows. Faman kaanat hijratuhu ila dunya yuseebuhaa aw imraatan yankihuhaa, “If he is making hijrah for dunya or a desire, or to marry a wife, then he is coming for that purpose.” Allah (swt) knows his intention.

لو وزنت الدنيا عند الله جناح بعوضة لما سقي الكافر منها شربة ماء

Law wazinat ad-dunya `indallahi janaaha ba`ooda lamaa saqaa kaafirun minhaa shurbatu maai.

If this dunya weighed the wing of a mosquito, Allah (swt) would not have given a cup of water to anyone to drink.

If the value of this dunya weighs the wing of mosquito, Allah will not give one cup of water to an unbeliever, so Allah knows. Let us clean our hearts and speak the truth; let us not go and put unspoken words into the ears or the mouths or their eyes! Remember the ayaah in Holy Qur’an:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِن جَاءكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَأٍ فَتَبَيَّنُوا أَن تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ

Yaa ayyuha ’Lladheena aamanoo in ja’akum faasiqun bi naba'in fa-tabayyinoo an tuseeboo qawman bi-jahaalatin fatusbihoo `alaa maa fa`ltum naadimeen.

O you who believe! If a corrupt person comes to you with something wrong, ascertain the truth unless you harm people unwittingly and afterwards become full of repentance for what you have done. (Surat al-Hujuraat, 49:6)

This is especially true here, since this place is Jannah, Paradise. It is much like when Iblees tried to come to Sayyidina Adam (a) in Paradise disguised as a snake. Don’t try to come in a different form. Make salawaat on the Prophet (s) and that will change what you did; even if you spoke wrongly about someone and put words into the mouth of someone, istighfaar and salawaat will clean that. Make salawaat and repent; Allah (swt) will take that away.

I am more clever in English but not in Turkish. One time Mawlana Shaykh asked me something and I said, “öldu.” He said, “What are you saying?” He asked me if I had finished a job and I said, “öldu, died” and not “oldu, done” (same word with different pronunciation). So I might have made a mistake in the Turkish language. Therefore, after taking the permission of my uncle, Shaykh Muhammad, khalifah of Mawlana, I would like to clear one important point.

Hajji Muhammad said that Raja Eleena, sister of Raja Ashman Shah, is a good saalihah lady and you said, “This is an inspiration coming to my heart that she is a saalihah lady who can look after the zawiyah in Malaysia.” And I know her; she is very good, she comes weekly to dhikr and can make decisions regarding what needs to be done as administration, and at the end of the suhbah Hajji Muhammad wanted to say the same thing as this, but his English made it sound different. Instead of saying, “I hope that Mawlana Shaykh Nazim will go with my ‘inspiration’ because it is a good way of looking after the place,” he said, “Mawlana Shaykh Nazim ‘appointed’ (Raja Eleena).” So there is a big difference, like I said “öldu” and “oldu” it is a huge difference.

And for sure she is strong enough and capable of doing the things that have to be done there for the benefit for the tariqah as she is the daughter of the Sultan, and this was Hajji Muhammad’s inspiration and recommendation that, “Inshaa-Allah my father will later appoint, will do this.” Is this correct? (Shaykh Muhammad: Of course.) So I am clearing this as I asked Shaykh Muhammad, may Allah give him long life, as it is important to clear it as people are not clear about what is to be done, and they are calling and asking about it. This is to clarify what he said so that we understand that he said, “My inspiration that my father will appoint,” meaning, that appointment comes from his father (Mawlana Shaykh Nazim) and the inspiration came from him.

Now I am happy that Shaykh Muhammad is here! Put the camera on my shaykh, Mawlana’s Khalifah Shaykh, so to clear this will benefit everyone because it is an important issue. Correct?
(Shaykh Muhammad: Of course.)
Do you want to add anything?
(Shaykh Muhammad: No, because I am not familiar with Malaysia or any other place, but it must be that time, like this coming inspiration, because I am not going to Malaysia or any other place and don’t have any benefit with them and I think Raja will be happy.)
May Allah (swt) forgive us and we wish, as my uncle Shaykh Muhammad wishes, that in the future Mawlana Shaykh (q) will say it himself, inshaa-Allah, because up to now Mawlana has not said anything, is this correct?
(Shaykh Muhammad: Yes, yes, of course.)
Until now he didn’t say anything, and today is Thursday, April 12th. I would like to read you this email that came just now from the palace, which must make all of you happy inshaa-Allah:

From The Palace of the King of Perak. Raja Ashman's parents, the King and Queen, are expressing how very happy they are that their son gave the remainder of his life to Mawlana Shaykh Nazim (q). They were joining in the hadrah and the King was doing the dhikr and he opened the palace for the mureeds of Mawlana Shaykh Nazim. He is praying that Allah (swt) give Mawlana Shaykh Nazim the best of life and he has asked the mureeds to read Surat al-Fatihah.

This was sent today from the Sultan’s palace in Malaysia. May Allah (swt) give long life and bless Mawlana Shaykh Nazim (q), his sons, daughters and grandchildren, and to all his followers and mureeds and everyone who loves Mawlana. May Allah give him shifaa quickly in order to come up strong and make everyone happy. May Allah forgive us.

Wa min Allahi 't-tawfeeq, bi hurmati 'l-Fatihah.

I would like to say this to Khalee Shaykh Muhammad, that Bahauddin (Mawlana’s other son) said to me and to his son Memmo, that when he was in Malaysia he spoke with `Amr, the private secretary of Raja Ashman, who said to him that before Raja Ashman left from this world physically, not spiritually, as he is here with us, he asked, “Yaa Rabbee! If my life will give Mawlana long life, take it and give to my Shaykh!” That was said by him two weeks before he left dunya and your brother said it to me and to Muhammad Nazim. So we say that may Allah (swt) give long, long life to Mawlana Shaykh Nazim (q) and grant him to be with Mahdi (a), and to take us with him to Mahdi (a) and to give long life to all of us to see Mahdi (a), not just for the people who are here, but also those who are not here.

I ask, would any of you like to eat the raw flesh of his brother, as Allah (swt) said in Holy Qur'an?

وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ
Wa laa tajasassoo wa laa yaghtab b`adakum b`adan ayyuhibbu ahadukum an yaakulu lahma aakheehi maytan fa-karihtumooh.
And spy not on each other behind their backs. Would any of you like to eat the flesh of his dead brother? No, you would abhor it. (al-Hujurat, 49:12)

No, since it would be disgusting to eat the flesh of your dead brother. That is why if someone tells you something about someone else, say, “I don't want to hear it.” I never heard Mawlana Shaykh Nazim (q) or Grandshaykh (q) mention anything about something that occurred even one hour before! When someone came and spoke bad things about others, they said, “I don’t want to hear it,” because then Shaytan comes.

May Allah (swt) forgive me if I said something wrong and that made them upset, may Allah forgive them if they said something wrong and made people upset, and may Allah forgive all of us if we said something wrong and made others upset.

Fatihah.

Source:
" Video: www.sufilive.com"
" English Suhbah: Introduction to Sultan adh-Dhikr"


© Copyright 2012 Sufilive. All rights reserved. This transcript is protected by international copyright law.
Please attribute Sufilive when sharing it.
JazakAllahu khayr.